China Mulai Bidik Korporasi AS, Siap-siap Pasar SUN Memerah!

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
04 December 2019 09:17
Pasar Surat Utang Negara (SUN) diprediksi masih akan terkoreksi.
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar Surat Utang Negara (SUN) diprediksi masih akan terkoreksi pada perdagangan Rabu ini (4/12/2019) tetapi investor disarankan menyiapkan diri untuk membeli instrumen yang sama guna modal tahun depan.

Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya pagi ini menilai koreksi terutama dapat disebabkan oleh semakin redupnya harapan damai dagang Amerika Serikat (AS)-China dalam waktu dekat.

Penyebabnya adalah rencana China mengeluarkan daftar hitam perusahaan AS yang berniat dikenai sanksi dan dapat memperparah drama kedua negara adidaya itu.


"Fokus utamanya saat ini adalah mulai kembali mencari obligasi acuan yang akan digunakan untuk tahun depan. Oleh sebab itu penurunan ini sebetulnya menjadi sebuah kesempatan untuk bisa mendapatkan obligasi acuan dengan harga yang murah," tutur Nico dan tim.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.


Nico dan tim juga menyarankan aksi jual hari dengan menggarisbawahi memburuknya prospek perkembangan hubungan AS dengan China tadi.

Dalam 2 pekan terakhir, pasar SUN mengalami koreksi yang dianggap masih wajar karena pelaku pasar berharap hingga akhir tahun atau jangka menengah, pasar obligasi dapat menguat. Meskipun demikian, aliran dana investor asing yang perlahan tapi pasti sudah mulai diperhatikan meskipun nilainya belum signifikan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Saling sikut emiten di jajaran market cap Rp 100 T

[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Rupiah Stabil & AS-Iran Mulai Adem, Harga SUN Mulai Terangkat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular