
Ada Perang Segitiga AS-Brasil-Argentina, Rupiah Wajib Waspada
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 December 2019 08:29

Sentimen eksternal memang sedang tidak mendukung pelaku pasar untuk masuk ke Asia. Investor khawatir terhadap genderang perang dagang yang kembali terdengar. Masih melibatkan AS, tetapi kali ini lawannya bukan China.
Presiden AS Donald Trump menegaskan segera memberlakukan bea masuk untuk impor baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina. Sang presiden ke-45 Negeri Adidaya beralasan selama ini mata uang dua negara tersebut terlalu lemah sehingga merugikan AS.
"Brasil dan Argentina telah melemahkan mata uang mereka, yang ini tidak bagus buat para petani kita. Oleh karena itu, berlaku efektif segera, saya akan mengenakan bea masuk bagi impor baja dan aluminium dari dua negara tersebut. The Federal Reserve (Bank Sentral AS) seharusnya bertindak sehingga negara-negara seperti itu tidak lagi memanfaatkan penguatan dolar AS untuk melemahkan mata uangnya. Situasi ini membuat manufaktur dan petani kita kesulitan untuk mengekspor. Turunkan bunga dan longgarkan, Fed!" tegas Trump dalam cuitan di Twitter.
Sebenarnya kalau mau dilihat lebih dalam, alasan Trump kurang tepat. Memang mata uang real Brasil dan peso Argentina melemah. Sejak awal tahun, depresiasi mata uang Negeri Lionel Messi dan Negeri Neymar Jr mencapai masing-masing 59,17% dan 8,84%.
Namun bukan berarti Argentina dan Brasil happy-happy saja mata uangnya melemah. Bank Sentral Brasil, misalnya, sudah menurunkan suku bunga acuan tiga kali. Argentina, yang tahun lalu mengalami krisis mata uang, sampai meminta bantuan ke Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu menopang neraca pembayaran mereka yang tertekan akibat depresiasi peso.
Maklum, Argentina dan Brasil adalah negara-negara berkembang. Berbeda dengan negara-negara maju yang mendambakan inflasi, Argentina dan Brasil malah mau menekan inflasi serendah-rendahnya.
Pada Oktober, inflasi Brasil sudah terkendali yaitu di 2,54% year-on-year (YoY). Jauh melambat dibandingkan posisi puncak tahun ini yaitu pada April yang sebesar 4,94% YoY.
Argentina yang masih menyedihkan. Inflasi Argentina pada Oktober memang merupakan yang terendah sejak Januari. Namun angkanya masih luar biasa yakni 50,5% YoY!
Upaya pengendalian inflasi tentu membutuhkan nilai tukar yang kondusif. Mata uang yang terlalu lemah membuat barang impor semakin mahal sehingga inflasi impor (imported inflation) membengkak. Bukan sebuah kondisi yang ideal.
(aji/aji)
Presiden AS Donald Trump menegaskan segera memberlakukan bea masuk untuk impor baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina. Sang presiden ke-45 Negeri Adidaya beralasan selama ini mata uang dua negara tersebut terlalu lemah sehingga merugikan AS.
"Brasil dan Argentina telah melemahkan mata uang mereka, yang ini tidak bagus buat para petani kita. Oleh karena itu, berlaku efektif segera, saya akan mengenakan bea masuk bagi impor baja dan aluminium dari dua negara tersebut. The Federal Reserve (Bank Sentral AS) seharusnya bertindak sehingga negara-negara seperti itu tidak lagi memanfaatkan penguatan dolar AS untuk melemahkan mata uangnya. Situasi ini membuat manufaktur dan petani kita kesulitan untuk mengekspor. Turunkan bunga dan longgarkan, Fed!" tegas Trump dalam cuitan di Twitter.
Sebenarnya kalau mau dilihat lebih dalam, alasan Trump kurang tepat. Memang mata uang real Brasil dan peso Argentina melemah. Sejak awal tahun, depresiasi mata uang Negeri Lionel Messi dan Negeri Neymar Jr mencapai masing-masing 59,17% dan 8,84%.
![]() Sumber: Refinitiv |
Namun bukan berarti Argentina dan Brasil happy-happy saja mata uangnya melemah. Bank Sentral Brasil, misalnya, sudah menurunkan suku bunga acuan tiga kali. Argentina, yang tahun lalu mengalami krisis mata uang, sampai meminta bantuan ke Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu menopang neraca pembayaran mereka yang tertekan akibat depresiasi peso.
Maklum, Argentina dan Brasil adalah negara-negara berkembang. Berbeda dengan negara-negara maju yang mendambakan inflasi, Argentina dan Brasil malah mau menekan inflasi serendah-rendahnya.
Pada Oktober, inflasi Brasil sudah terkendali yaitu di 2,54% year-on-year (YoY). Jauh melambat dibandingkan posisi puncak tahun ini yaitu pada April yang sebesar 4,94% YoY.
Argentina yang masih menyedihkan. Inflasi Argentina pada Oktober memang merupakan yang terendah sejak Januari. Namun angkanya masih luar biasa yakni 50,5% YoY!
![]() |
Upaya pengendalian inflasi tentu membutuhkan nilai tukar yang kondusif. Mata uang yang terlalu lemah membuat barang impor semakin mahal sehingga inflasi impor (imported inflation) membengkak. Bukan sebuah kondisi yang ideal.
(aji/aji)
Next Page
AS Mau Balas Dendam?
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular