
Trump Korbankan Perang Dagang Baru, Wall Street Terpuruk
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
03 December 2019 06:59

Jakarta, CNBC Indonesia- Wall Street anjlok pada penutupan perdagangan Senin (2/12/2019). Kebijakan tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump kembali menjadi momok bagi bursa saham.
Dow Jones turun 1% ke 27.783,79. Sementara S&P 500 merosot 0,9% ke 3.113,90 sedangkan Nasdaq turun 1,1% ke 8.567,99.
Penurunan itu terjadi setelah Trump mengumumkan tarif baru untuk baja dan aluminium bagi negara-negara Amerika Latin, yakni Brasil dan Argentina. Padahal sebelumnya AS membebaskan tarif dengan memberi kuota pada keduanya.
"Langkah Trump mengguncang pasar," tulis AFP mengutip seorang analis dari Meeschaert Financial Services, Gregory Volokhine. Pasalnya kebijakan tarif akan mengancam pergerakan mata uang.
"Bisa kalian bayangkan (apa yang akan terjadi) kalau AS melakukan hal yang sama ke Eropa."
Sebelumnya, Permasalahan dagang dengan China yang tak kunjung selesai juga membuat pasar makin pesimis. China kemarin bahkan memberi sanksi pada AS setelah ikut campur soal Hong Kong dengan mengeluarkan UU bagi kawasan itu.
China menunda izin kunjungan kapal perang AS dan memberi sanksi pada LSM AS yang dianggap terlibat "mengompori" kegiatan massa pro demokrasi di Hong Kong. Sebagian analis percaya sanksi ini sangat berpotensi mengganggu jalannya pembicaraan damai dagang kedua negara.
Sementara itu data Institute for Supply Management (ISM) juga melaporkan melempemnya data manufaktur (PMI) AS. Sektor manufaktur AS diprediksi masih berkontraksi, tetapi membaik dibandingkan bulan sebelumnya.
PMI manufaktur AS diprediksi sebesar 49,2 di bulan November, dari bulan sebelumnya 48,3. Angka di bawah 50 berarti kontraksi atau penurunan aktivitas. Ini juga membuat hawa pesimis memenuhi Wall Street.
(sef/sef) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones turun 1% ke 27.783,79. Sementara S&P 500 merosot 0,9% ke 3.113,90 sedangkan Nasdaq turun 1,1% ke 8.567,99.
Penurunan itu terjadi setelah Trump mengumumkan tarif baru untuk baja dan aluminium bagi negara-negara Amerika Latin, yakni Brasil dan Argentina. Padahal sebelumnya AS membebaskan tarif dengan memberi kuota pada keduanya.
"Bisa kalian bayangkan (apa yang akan terjadi) kalau AS melakukan hal yang sama ke Eropa."
Sebelumnya, Permasalahan dagang dengan China yang tak kunjung selesai juga membuat pasar makin pesimis. China kemarin bahkan memberi sanksi pada AS setelah ikut campur soal Hong Kong dengan mengeluarkan UU bagi kawasan itu.
China menunda izin kunjungan kapal perang AS dan memberi sanksi pada LSM AS yang dianggap terlibat "mengompori" kegiatan massa pro demokrasi di Hong Kong. Sebagian analis percaya sanksi ini sangat berpotensi mengganggu jalannya pembicaraan damai dagang kedua negara.
Sementara itu data Institute for Supply Management (ISM) juga melaporkan melempemnya data manufaktur (PMI) AS. Sektor manufaktur AS diprediksi masih berkontraksi, tetapi membaik dibandingkan bulan sebelumnya.
PMI manufaktur AS diprediksi sebesar 49,2 di bulan November, dari bulan sebelumnya 48,3. Angka di bawah 50 berarti kontraksi atau penurunan aktivitas. Ini juga membuat hawa pesimis memenuhi Wall Street.
(sef/sef) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular