
Sri Mulyani Bantu Erick untuk Evaluasi BUMN Rugi
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
02 December 2019 17:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani akan menggandeng Kementerian BUMN untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pelat merah yang merugi mesti dapat penyertaan modal negara (PMN).
"Kalau dari sisi corporate government, kami akan duduk bersama [dengan Kementerian BUMN] untuk merancang perbaiki kinerja BUMN," ujar Sri Mulyani saat ditemui di kompleks Senayan, Senin (2/12/2019).
Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan, pihaknya saat ini memberikan ruang terlebih dahulu kepada Menteri BUMN Erick Thorir dan jajarannya untuk melakukan evaluasi BUMN yang merugi tersebut.
"Menteri BUMN sekarang sedang lakukan evaluasi dengan dua wamennya. Mereka sedang menjalankan itu nanti kami liat, bagaimana bentuk policy yang dibutuhkan BUMN tersebut," kata Sri Mulyani melanjutkan.
Sebelumnya, Sri Mulyani mengungkapkan ada 7 BUMN yang merugi pada 2018. Tujuh BUMN tersebut di antaranya PT Dok Kodja Bahari, PT Sang Hyang Seri, PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, PT Pertani, Perum Bulog, dan PT Krakatau Steel.
Persoalan ketujuh BUMN tersebut merugi karena berbagai alasan, di antaranya karena kinerja keungan perusahaannya yang tidak efisien dan beberapa persoalan teknis lainnya.
Adapun realisasi PMN yang disalurkan oleh Kementerian Keuangan selama 2015-2019 di antaranya, pada 2015 alokasi PMN sebesar Rp 65,6 triliun, 2016 sebesar Rp 51,9 triliun. Pada 2017 turun drastis menjadi hanya Rp 9,2 triliun dan pada 2018 Rp 3,6 trilun. Sementara pada 2019 PMN oleh Kemenkeu naik lagi menjadi Rp 20,3 triliun.
Sementara pada 2020, Kemenkeu menganggarkan PMN sebesar Rp 17,73 triliun untuk 8 BUMN, dengan alokasi terbesar kepada PT PLN (Persero) sebesar Rp 5 triliun.
(hps/hps) Next Article Ssst.. Ada BUMN Berstatus 'Red Alert' dari Sri Mulyani!
"Kalau dari sisi corporate government, kami akan duduk bersama [dengan Kementerian BUMN] untuk merancang perbaiki kinerja BUMN," ujar Sri Mulyani saat ditemui di kompleks Senayan, Senin (2/12/2019).
Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan, pihaknya saat ini memberikan ruang terlebih dahulu kepada Menteri BUMN Erick Thorir dan jajarannya untuk melakukan evaluasi BUMN yang merugi tersebut.
"Menteri BUMN sekarang sedang lakukan evaluasi dengan dua wamennya. Mereka sedang menjalankan itu nanti kami liat, bagaimana bentuk policy yang dibutuhkan BUMN tersebut," kata Sri Mulyani melanjutkan.
Persoalan ketujuh BUMN tersebut merugi karena berbagai alasan, di antaranya karena kinerja keungan perusahaannya yang tidak efisien dan beberapa persoalan teknis lainnya.
Adapun realisasi PMN yang disalurkan oleh Kementerian Keuangan selama 2015-2019 di antaranya, pada 2015 alokasi PMN sebesar Rp 65,6 triliun, 2016 sebesar Rp 51,9 triliun. Pada 2017 turun drastis menjadi hanya Rp 9,2 triliun dan pada 2018 Rp 3,6 trilun. Sementara pada 2019 PMN oleh Kemenkeu naik lagi menjadi Rp 20,3 triliun.
Sementara pada 2020, Kemenkeu menganggarkan PMN sebesar Rp 17,73 triliun untuk 8 BUMN, dengan alokasi terbesar kepada PT PLN (Persero) sebesar Rp 5 triliun.
(hps/hps) Next Article Ssst.. Ada BUMN Berstatus 'Red Alert' dari Sri Mulyani!
Most Popular