Caplok Link Net, Ini Sepak Terjang IPTV Milik Hary Tanoe

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
02 December 2019 14:57
PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) kembali melembarkan sayapnya dengan mengakuisisi salah satu kompetitor perusahaan.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu anak usaha asuhan Grup MNC, PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) kembali melembarkan sayapnya dengan mengakuisisi salah satu kompetitor perusahaan, yakni PT Link Net Tbk (LINK) milik Grup Lippo.

Informasi ini dibenarkan oleh Direktur Utama MNC Vision Networks Ade Tjandra kepada CNBC Indonesia. "Iya betul, hari ini akan ada public release-nya," kata Ade kepada CNBC Indonesia, Senin (2/12/2019).

Pelaku pasar pun terlihat ramai memburu saham IPTV pada sesi II perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada pukul 14:08 WIB, saham IPTV menguat 3,66% ke level Rp 510/saham dengan total transaksi sebesar Rp 17,96 miliar dan volume perdagangan senilai 35,05 juta transaksi.

Alhasil sejak IPO 8 Juli 2019 lalu, hingga hari ini, harga saham perusahaan telah mencatatkan cuan 112,5%.


Saham LINK juga terlihat masuk di zona hijau dengan menguat tipis 0,24% menjadi Rp 4.190/saham dengan total nilai transaksi sebesar Rp 1,21 miliar.

Bukan kali pertama IPTV mencaplok rekan sejawat di layanan TV berbayar. Dalam keterangan resmi 28 Agustus silam, manajemen perusahaan juga menyampaikan telah mengakuisisi K-Vision dengan kepemilikan saham mencapai 60%.

K-Vision adalah operator TV-berbayar dengan fokus pada segmen pasar menengah ke bawah.

Kemudian, meskipun merupakan perusahaan publik yang baru seumur jagung, IPTV merupakan pemain kawakan di industri media. Memulai bisnisnya sejak tahun 1988, dan hingga saat ini sudah memiliki tiga unit usaha, yaitu PT MNC Sky Vision Tbk (MNC Vision/MSKY), PT MNC Kabel Mediakom (MNC Play), dan PT MNC OTT Network (MNC Now).


Mayoritas saham IPTV sendiri, dimiliki oleh PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dengan total kepemilikan menapai 71,51%. 

Hingga akhir September 2019, IPTV tercatat membukukan total pendapatan sebesar Rp 2,53 triliun atau naik 5,12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang ada di level Rp 2,4 triliun.

Meskipun pendapatan hanya naik tipis, perusahaan yang sebelumnya merugi Rp 47,23 miliar, pada periode Januari-September tahun ini berhasil membukukan laba dengan nilai mencapai Rp 155,24 miliar.

Merujuk laporan keuangan, tahun ini perusahaan berhasil mencatatkan keuntungan ditopang oleh turunnya beban keuangan dan keuntungan dari selisih kurs mata uang asing.

Pada 9 bulan pertama tahun ini, total beban keuangan IPTV terkoreksi 9,98% menjadi RP 166,89 miliar dari Rp 185,4 miliar di akhir September 2018.

Lalu, perusahaan yang tahun lalu mencatatkan rugi selisih kurs mencapai Rp 210,43 miliar, kali ini dapat membalikkan keadaan dengan menorehkan keuntungan dari selisih mata uang asing sebesar Rp 40,55 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/tas) Next Article Sejak Resmi Akuisisi K-Vision, Saham IPTV Telah Melonjak 39%

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular