Inflasi di Bawah Ekspektasi, IHSG Malah Melesat 1,17%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 December 2019 11:25
Sudah Banyak Terkoreksi, Rendahnya Inflasi Dihiraukan Pelaku Pasar
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Aksi jual yang sudah menerpa bursa saham Benua Kuning dalam beberapa waktu terakhir tampak menjadi faktor yang kini membuat pelaku pasar melakukan aksi beli. Indeks Shanghai misalnya, selalu menutup hari di zona merah dalam tiga hari perdagangan sebelum hari ini, sementara indeks Hang Seng sudah jatuh selama dua hari beruntun.

Sementara itu, walaupun sudah menguat nyaris 1% pada hari Jumat (29/11/2019), sebelumnya IHSG sudah melemah selama enam hari beruntun. Lantas, ruang untuk melakukan aksi beli di pasar saham tanah air masih terbuka lebar.

Lebih lanjut, sentimen positif bagi bursa saham Asia datang dari rilis data ekonomi China yang menggembirakan. Pada pagi hari ini, Manufacturing PMI periode November 2019 versi resmi pemerintah China diumumkan di level 50,2, di atas konsensus yang sebesar 49,5, seperti dilansir dari Trading Economics.

Dari dalam negeri, sejatinya ada sentimen negatif bagi pasar saham yakni rilis angka inflasi yang berada di bawah ekspektasi. Beberapa saat yang lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa sepanjang bulan November terjadi inflasi sebesar 0,14% secara bulanan (month-on-month), sementara inflasi secara tahunan (year-on-year) tercatat di level 3%.

Inflasi pada bulan November berada di bawah konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia. Median dari 12 ekonom yang ikut berpartisipasi dalam pembentukan konsensus memproyeksikan tingkat inflasi secara bulanan di level 0,2%, sementara inflasi secara tahunan diperkirakan berada di angka 3,065%.

Lantas, lagi-lagi inflasi Indonesia berada di bawah ekspektasi. Sebelumnya pada bulan Oktober, BPS mencatat bahwa terjadi inflasi sebesar 0,02% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan berada di level 3,13%.

Inflasi pada bulan lalu berada di posisi yang lebih rendah ketimbang konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan adanya inflasi sebesar 0,12% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan diperkirakan sebesar 3,23%.

Rendahnya inflasi di tanah air lantas memberi indikasi bahwa konsumsi masyarakat Indonesia sedang berada di bawah tekanan. Apalagi, data penjualan ritel yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) ikut mengonfirmasi lemahnya konsumsi masyarakat.

Beruntung, IHSG masih bisa menghijau pada hari ini, seiring dengan koreksinya yang sudah dalam dan rilis data ekonomi China yang menggembirakan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular