
AS-China Sebabkan Ekonomi Korea Selatan Melambat
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 November 2019 13:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Korea Selatan memangkas perkiraan pertumbuhan untuk tahun 2019 pada Jumat (29/11/2019).
"Bank of Korea (BOK) memangkas proyeksi pertumbuhan 2019 dari 2,2% menjadi 2%," kata Gubernur BOK Lee Ju-yeol, sebagaimana dikutip dari AFP. Ia juga mengatakan bank memangkas proyeksi pertumbuhan untuk tahun depan menjadi 2,3% dari 2,5%.
Ini akan menjadi tingkat pertumbuhan terlemah dalam satu dekade atau sejak 2009. Pada tahun itu Korea Selatan membukukan pertumbuhan 0,8% setelah krisis ekonomi global.
Angka-angka ini membuat perkiraan BOK sejalan dengan proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF).
Salah satu alasan Bank of Korea memangkas proyeksi pertumbuhan negeri ginseng adalah akibat perang dagang yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
"Sedikit pelonggaran dalam sengketa antara Beijing dan Washington akan menciptakan peningkatan investasi global dan berkontribusi pada peningkatan ekspor kita," kata Lee.
"Tetapi itu tidak akan cukup untuk menjamin momentum ekonomi yang kuat."
Selain itu, perselisihannya sendiri dengan Jepang juga turut menjadi penghambat pertumbuhan. Itu dikarenakan negara dengan ekonomi terbesar ke-11 di dunia ini sangat bergantung pada perdagangan internasional.
Dalam sebuah pernyataan, BOK juga mengatakan ekspor menghadapi perlambatan yang berkelanjutan, sementara pertumbuhan konsumsi domestik juga melemah.
Bank sentral saat ini mempertahankan suku bunga utamanya pada rekor rendah 1,25% setelah mengumumkan dua pemangkasan tahun ini. Hal ini bertujuan untuk menopang pertumbuhan.
(sef/sef) Next Article Laba Samsung Diprediksi Terjun di Q3 2019
"Bank of Korea (BOK) memangkas proyeksi pertumbuhan 2019 dari 2,2% menjadi 2%," kata Gubernur BOK Lee Ju-yeol, sebagaimana dikutip dari AFP. Ia juga mengatakan bank memangkas proyeksi pertumbuhan untuk tahun depan menjadi 2,3% dari 2,5%.
Ini akan menjadi tingkat pertumbuhan terlemah dalam satu dekade atau sejak 2009. Pada tahun itu Korea Selatan membukukan pertumbuhan 0,8% setelah krisis ekonomi global.
Salah satu alasan Bank of Korea memangkas proyeksi pertumbuhan negeri ginseng adalah akibat perang dagang yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
"Sedikit pelonggaran dalam sengketa antara Beijing dan Washington akan menciptakan peningkatan investasi global dan berkontribusi pada peningkatan ekspor kita," kata Lee.
"Tetapi itu tidak akan cukup untuk menjamin momentum ekonomi yang kuat."
Selain itu, perselisihannya sendiri dengan Jepang juga turut menjadi penghambat pertumbuhan. Itu dikarenakan negara dengan ekonomi terbesar ke-11 di dunia ini sangat bergantung pada perdagangan internasional.
Dalam sebuah pernyataan, BOK juga mengatakan ekspor menghadapi perlambatan yang berkelanjutan, sementara pertumbuhan konsumsi domestik juga melemah.
Bank sentral saat ini mempertahankan suku bunga utamanya pada rekor rendah 1,25% setelah mengumumkan dua pemangkasan tahun ini. Hal ini bertujuan untuk menopang pertumbuhan.
(sef/sef) Next Article Laba Samsung Diprediksi Terjun di Q3 2019
Most Popular