Kurs Dolar Australia Masih di Level Terlemah 1,5 Bulan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 November 2019 11:22
Pada pukul 10:30 WIB, AU$ 1 setara dengan Rp 9.539,44. Dolar Australia menguat 0,07% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Ilustrasi Dolar Australia (REUTERS / Daniel Munoz)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat tipis melawan rupiah pada perdagangan Jumat (29/11/19), tetapi masih berada di dekat level terlemah dalam satu setengah bulan terakhir. Pada awal perdagangan hari ini, mata uang Negeri Kanguru juga sempat melemah 0,1%, dan sepanjang pekan ini masih mencatat pelemahan 0,16%.

Pada pukul 10:30 WIB, AU$ 1 serata dengan Rp 9.539,44, dolar Australia menguat 0,07% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Penguatan di pasar spot juga mempengaruhi kurs jual beli di dalam negeri. Berikut beberapa kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank di Tanah Air pada pukul 10:45 WIB.

BankKurs BeliKurs Jual
Bank BRI9.449,419.621,63
Bank Mandiri9.522,009.553,00
Bank BTN9.429,009.632,00
Bank BCA9.532,039.562,03
CIMB Niaga9.528,009.541,00

Data yang dirilis dari Australia pekan ini memberikan gambaran kondisi perekonomian yang kurang sehat, yang membuat pasar memprediksi bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) akan kembali memangkas suku bunga.


Pada Rabu (27/11/19) Biro Statistik Australia melaporkan jumlah pekerjaan konstruksi yang rampung di kuartal III-2019 mengalami penurunan 0,4% secara kuartalan atau quarter-on-quarter (QoQ). Hingga periode tersebut, jumlah pekerjaan konstruksi yang rampung sudah menurun dalam dalam lima kuartal beruntun.

Sehari setelahnya, belanja modal swasta Australia dilaporkan menurun dalam tiga kuartal beruntun. Pada kuartal III-2019, belanja modal swasta turun 0,2% QoQ, sementara dua kuartal sebelumnya turun 0,6% dan 1,7%.



Terus menurunnya investasi yang dilakukan swasta tersebut dapat memberikan gambaran jika pebisnis kurang optimis dengan kondisi ekonomi Australia di masa yang akan datang.


Australia merupakan salah satu negara yang terkena dampak buruk dari perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China. Negeri Tiongkok merupakan mitra dagang utama Negeri Kanguru, ketika ekonomi China mengalami masalah akibat perang dagang, ekonomi Australia jadi ikut terseret.

Hal itu sudah terbukti di tahun ini, ekonomi Australia terpukul, tingkat pengangguran meningkat, dan inflasi melambat. Bank sentral Australia sampai harus memangkas suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini, masing-masing 25 basis poin hingga ke rekor terendah 0,75%. Pemangkasan tersebut membuat dolar Australia melemah nyaris 6% melawan rupiah sepanjang tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular