
Lawan Rupiah, Kurs Dolar Singapura Stagnan di Pekan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (29/11/19), meski demikian sepanjang ini cenderung stagnan.
Pada pukul 9:45 WIB, SG$ 1 dibanderol Rp 10.319,13, dolar Singapura menguat 0,09% di pasar spot melansir data Refinitiv. Sejak awal pekan hingga pagi ini, mata uang Negeri Merlion ini hanya menguat 0,05%.
Penguatan di pasar spot juga mempengaruhi kurs jual beli di dalam negeri. Berikut beberapa kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank di Tanah Air pada pukul 9:45 WIB.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
Bank BNI | 10.293,00 | 10.350,00 |
Bank BRI | 10.241,86 | 10.388,80 |
Bank Mandiri | 10.296,00 | 10.341,00 |
Bank BTN | 10.157,00 | 10.468,00 |
Bank BCA | 10.310,47 | 10.330,82 |
CIMB Niaga | 10.306,00 | 10.322,00 |
Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China yang panas-dingin menjadi penggerak perdagangan mata uang di pekan ini. Selain itu, untuk dolar Singapura sendiri dipengaruhi beberapa data ekonomi.
Hubungan AS-China terlihat mesra di awal pekan ini setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan kesepakatan dagang dengan China memasuki tahap akhir.
Tetapi langkah Presiden Trump yang menandatangani Undang-Undang (UU) penegakan hak asasi manusia dan demokrasi Hong Kong membuat Pemerintah Beijing geram.
"Anda lihat saja. Apa yang akan terjadi, terjadilah," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu, Hu Xijin, redaktur di tabloid Global Times (yang berafiliasi dengan pemerintah China), mengungkapkan Pemerintah Beijing akan memberikan balasan dengan melarang orang-orang yang terlibat dalam pembuatan UU tersebut masuk ke wilayah China.
Sementara itu data ekonomi Negeri Merlion di pekan ini bervariasi, menunjukkan kondisi ekonomi yang masih lemah.
Berdasarkan data dari Trading Economics yang dirilis Senin (25/11/19), inflasi Singapura di bulan Oktober dilaporkan tumbuh 0,4% year-on-year (YoY), melambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 0,5%. Bahkan jika dilihat secara bulanan atau month-on-month (MoM) mengalami deflasi 0,4% di bulan Oktober.
Sementara itu tingkat produksi manufaktur di bulan Oktober dilaporkan tumbuh 4% YoY, jika dilihat secara bulanan tumbuh 3,4% MoM. Rilis data tersebut lebih baik dibandingkan konsensus di Trading Economics yang justru menunjukkan penurunan 1,7% YoY dan 0,4% MoM.
Dampaknya pergerakan dolar Singapura melawan rupiah hanya disitu-situ saja, dalam empat hari terakhir berada di rentang Rp 10.299 - 10.319/SG$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
