
Diserang Banyak Sentimen Negatif, Rupiah Masih Cukup Oke
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 November 2019 12:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Kamis (28/11/19). Meski demikian, pola pergerakan rupiah masih sama dengan tiga hari sebelumnya, tipis-tipis.
Rupiah sebenarnya menguat 0,07% begitu perdagangan hari ini dibuka, tetapi tidak lama langsung berbalik masuk ke zona merah. Hingga tengah hari, rupiah terpaku di level Rp 14.095, atau melemah 0,04%.
Pasar finansial hari ini dibayangi sentimen negatif dari memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China. Sentimen pelaku pasar menjadi memburuk, dan memberikan dampak negatif bagi rupiah.
Setelah lama ditunda, pada Rabu waktu setempat, Presiden AS Donald Trump akhirnya menandatangani Undang-Undang (UU) penegakan hak asasi manusia dan demokrasi Hong Kong yang sebelumnya telah disetujui oleh Kongres AS.
Salah satu poin dalam UU tersebut adalah pemberian sanksi bagi pejabat China yang terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Hong Kong. "Saya menandatangani UU ini sebagai bentuk rasa hormat saya terhadap Presiden Xi (Jinping), China dan rakyat Hong Kong" kata Trump dalam rilis Gedung Putih, sebagaimana diberitakan Reuters.
Presiden Trump juga menambahkan. "UU ini disahkan dengan harapan pemimpin serta perwakilan China dan Hong Kong akan dapat menyelesaikan perbedaan mereka secara damai sehingga dapat menciptakan kemakmuran bagi semua".
Pemerintah Beijing sebelumnya sudah berulang kali mengingatkan AS agar tidak mencampuri urusan Hong Kong yang merupakan bagian dari China.
Menteri Luar Negeri China pagi ini memberikan pernyataan yang keras. "Pemerintah China akan membalas jika AS terus melakukan hal semacam ini. AS adalah pihak yang harus bertanggung jawab," tegas pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri China, seperti diberitakan Reuters.
Di sisi lain, dolar AS sedang perkasa usai rilis data ekonomi terbaru dari AS. Pembacaan kedua produk domestik bruto (PDB) AS dirilis sebesar 2,1% lebih tinggi dari pembacaan awal 1,9%.
Data lain menunjukkan pesanan barang tahan lama tumbuh 0,6% di bulan Oktober secara bulanan atau month-on-month (MoM). Di bulan sebelumnya, data ini turun 1,2%. Sementara itu, pesanan barang tahan lama inti, yang tidak memasukkan sektor transportasi dalam perhitungan, juga tumbuh 0,6% MoM, dari bulan sebelumnya yang turun 0,4%.
Data-data tersebut memperkuat sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang lebih optimistis terhadap kondisi ekonomi AS saat ini dibandingkan beberapa pekan lalu. Dengan banyaknya tekanan tersebut, pelemahan rupiah yang melemah tipis hingga pertengahan perdagangan menjadi cukup bagus.
Rupiah sebenarnya menguat 0,07% begitu perdagangan hari ini dibuka, tetapi tidak lama langsung berbalik masuk ke zona merah. Hingga tengah hari, rupiah terpaku di level Rp 14.095, atau melemah 0,04%.
Pasar finansial hari ini dibayangi sentimen negatif dari memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China. Sentimen pelaku pasar menjadi memburuk, dan memberikan dampak negatif bagi rupiah.
Setelah lama ditunda, pada Rabu waktu setempat, Presiden AS Donald Trump akhirnya menandatangani Undang-Undang (UU) penegakan hak asasi manusia dan demokrasi Hong Kong yang sebelumnya telah disetujui oleh Kongres AS.
Salah satu poin dalam UU tersebut adalah pemberian sanksi bagi pejabat China yang terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Hong Kong. "Saya menandatangani UU ini sebagai bentuk rasa hormat saya terhadap Presiden Xi (Jinping), China dan rakyat Hong Kong" kata Trump dalam rilis Gedung Putih, sebagaimana diberitakan Reuters.
Presiden Trump juga menambahkan. "UU ini disahkan dengan harapan pemimpin serta perwakilan China dan Hong Kong akan dapat menyelesaikan perbedaan mereka secara damai sehingga dapat menciptakan kemakmuran bagi semua".
Pemerintah Beijing sebelumnya sudah berulang kali mengingatkan AS agar tidak mencampuri urusan Hong Kong yang merupakan bagian dari China.
Menteri Luar Negeri China pagi ini memberikan pernyataan yang keras. "Pemerintah China akan membalas jika AS terus melakukan hal semacam ini. AS adalah pihak yang harus bertanggung jawab," tegas pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri China, seperti diberitakan Reuters.
Di sisi lain, dolar AS sedang perkasa usai rilis data ekonomi terbaru dari AS. Pembacaan kedua produk domestik bruto (PDB) AS dirilis sebesar 2,1% lebih tinggi dari pembacaan awal 1,9%.
Data lain menunjukkan pesanan barang tahan lama tumbuh 0,6% di bulan Oktober secara bulanan atau month-on-month (MoM). Di bulan sebelumnya, data ini turun 1,2%. Sementara itu, pesanan barang tahan lama inti, yang tidak memasukkan sektor transportasi dalam perhitungan, juga tumbuh 0,6% MoM, dari bulan sebelumnya yang turun 0,4%.
Data-data tersebut memperkuat sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang lebih optimistis terhadap kondisi ekonomi AS saat ini dibandingkan beberapa pekan lalu. Dengan banyaknya tekanan tersebut, pelemahan rupiah yang melemah tipis hingga pertengahan perdagangan menjadi cukup bagus.
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular