Lelah Dengan Berita AS-China, Kurs Euro-Dolar AS Malas Gerak

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 November 2019 20:14
Outlook perekonomian zona euro yang masih belum bagus membuat euro loyo, sementara perkembangan perundingan dagang AS dengan China tidak terlalu direspon.
Foto: euro (REUTERS/Heinz-Peter Bader)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (27/11/19). Namun, jika dilihat sejak hari Senin, mata uang 19 negara ini masih bergerak dalam rentang yang sama.

Pada pukul 19:30 WIB euro diperdagangkan di level US$ 1,1004, melemah 0,13% di pasar spot melansir data Refinitiv. Sementara, rentang pergerakan sejak awal pekan berada di kisaran US$ 1,1 sampai 1,1032.

Outlook perekonomian zona euro yang masih belum bagus membuat euro loyo, sementara perkembangan perundingan dagang AS dengan China tidak terlalu direspon.  



Pada pekan lalu, data aktivitas bisnis (manufaktur dan jasa) menunjukkan arah yang berkebalikan. Indeks yang dirilis oleh Markit ini menunjukkan sektor manufaktur mulai membaik, tetapi sektor jasa kini justru mengalami pelemahan.

Jerman misalnya, negara dengan nilai ekonomi terbesar di Eropa, sektor manufakturnya membaik cukup signifikan di bulan ini. Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis Markit menunjukkan angka 43,8 pada bulan November, lebih baik dari bulan sebelumnya 42,1. Namun, indeks sektor jasa justru menurun menjadi 51,3 dari sebelumnya 51,6.



Indeks dari Markit ini menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawah 50 berarti kontraksi atau penurunan aktivitas, sementara di atas 50 menunjukkan ekspansi atau aktivitas yang meningkat.

Pola seperti itu terjadi di zona euro secara keseluruhan, indeks aktivitas manufaktur di bulan ini naik menjadi 46,6 dari sebelumnya 45,9, sementara sektor jasa melambat menjadi 51,5 dari sebelumnya 52,2. Alhasil indeks komposit (gabungan manufaktur dan jasa) zona euro turun menjadi 50,3 dari sebelumnya 50,6.

Selain itu, pelaku pasar saat ini juga melakukan aksi wait and see terkait perkembangan perundingan dagang AS dengan China. Bahkan pasar dikatakan sudah lelah dengan kabar tarik ulur kedua negara.



"Pasar lelah dengan permainan ping pong perundingan dagang. Pasar saham terlihat masih ingin menguat dan optimistis kesepakatan dagang akan tercapai, tetapi pasar forex dan pasar obligasi sudah menyerah dengan permainan itu" kata Ray Attrill, kepala ahli strategi forex di National Australia Bank, sebagaimana dilansir CNBC International.

Kabar terbaru terkait perundingan dagang Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan Washington berada di "pembahasan terakhir" kesepakatan dengan China yang akan menghentikan perang dagang yang sudah berlangsung selama 16 bulan.

Kabar bagus dari Trump tersebut disambut dingin oleh pasar mata uang, tidak ada reaksi yang berlebihan, bahkan cenderung mendatar jika dilihat sejak awal pekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Ekonomi AS Makin Terpuruk, Euro Berbalik Menguat 0,5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular