Harga Emas Mundur Terus, Kapan Majunya?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 November 2019 14:52
Harga Emas Mundur Terus, Kapan Majunya?
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sehari setelah menghentikan penurunan empat hari beruntun, harga emas dunia kembali melemah. Pada perdagangan Rabu (27/11/19), pukul 14:35 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.459,61/troy ons, melemah 0,1% di pasar spot, melansir data Refinitiv. 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengirim kabar bagus terkait perundingan dagang dengan China membuat emas kembali mundur teratur.  Selasa kemarin, Presiden AS Donald Trump menyatakan Washington berada di "pembahasan terakhir" kesepakatan dengan China yang akan menghentikan perang dagang yang sudah berlangsung selama 16 bulan.

Pernyataan tersebut menyusul laporan CNBC International yang menyebutkan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, pagi ini berbicara dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.


"Kedua belah pihak membahas penyelesaian masalah-masalah inti yang menjadi perhatian bersama, mencapai konsensus bagaimana masalah tersebut diselesaikan dan setuju untuk terus berdiskusi mengenai isu-isu untuk kesepakatan fase satu" tulis rilis Kementerian Perdagangan China, sebagaimana dilansir CNBC International.

Selain perkembangan kesepakatan dagang AS-China, pelaku pasar saat ini juga menanti serangkaian data ekonomi dari Negeri Paman Sam. Ada pembacaan kedua pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019, pesanan barang tahan lama, indeks manufaktur wilayah Chicago, Personal Capital Expenditure (PCE) yang menjadi preferensi The Federal Reserve/The Fed untuk mengukur inflasi, serta belanja konsumen menjadi data yang akan dirilis malam ini.

Data tersebut akan memberikan gambaran kondisi ekonomi AS terkini, dan dapat mempengaruhi outlook arah suku bunga acuan. Berdasarkan notula rapat kebijakan moneter yang dirilis Kamis pekan lalu, The Fed kini lebih optimis menatap perekonomian AS dibandingkan beberapa pekan lalu. Bank sentral paling berpengaruh di dunia tersebut juga berencana untuk menghentikan periode pemangkasan suku bunga. The Fed baru akan kembali memangkas suku bunga jika kondisi ekonomi AS memburuk.

Dari ramainya data yang dirilis malam ini, data inflasi PCE bisa memberikan dampak yang besar. Inflasi PCE merupakan salah satu acuan The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter.


Tumbuhnya inflasi mendekati target 2% year-on-year (YoY) tentunya akan memperkuat sikap The Fed untuk tidak lagi memangkas suku bunga, emas berisiko kembali melemah. Sebaliknya jika pertumbuhan inflasi PCE lemah, peluang suku bunga kembali dipangkas akan semakin terbuka, emas akan ceria.

Sepanjang tahun ini, The Fed sudah tiga kali menurunkan suku bunga, hal tersebut menjadi salah satu faktor yang memicu kenaikan harga emas hingga mencapai level tertinggi lebih dari enam tahun US$ 1.557/troy ons di awal September lalu.



Grafik: Emas (XAU/USD) Harian
Sumber: investing.com

Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD kini bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) 125 hari (garis hijau) dan MA 8 hari (garis biru), serta di bawah MA 21 hari (garis merah).

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak mendatar tetapi sudah di wilayah negatif dalam waktu yang cukup lama. Indikator ini mengindikasikan momentum pelemahan emas mulai terkumpul. 

Grafik: Rupiah (XAU/USD) 1 Jam
Foto: investing.com


Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, MA 21 tetapi di atas MA 125. Indikator stochastic bergerak turun tetapi belum masuk ke wilayah jenuh jual (oversold). 

Emas saat ini bergerak di dekat US$ 1.458/troy ons yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Jika mampu menembus konsisten di bawah level tersebut, emas berpeluang turun ke US$ 1.453/troy ons, atau lebih dalam lagi ke US$ 1.446/troy ons. 

Support selanjutnya jika US$ 1.446/troy ons ditembus berada di level US$ 1.440/troy ons. Sementara selama bertahan di atas US$ 1.458/troy ons, harga emas berpeluang menguat ke US$ 1.462 sampai US$ 1.465/troy ons. Penembusan di atas US$ 1.465/troy ons akan membuka peluang kenaikan menuju US$ 1.472/troy ons. 

Outlook emas masih cenderung melemah selama di bawah US$ 1.480/troy ons. 


TIM RISET CNBC INDONESIA 


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular