Koreksi 4 Hari Beruntun, Yuk Berburu Saham Murah

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
27 November 2019 13:07
Koreksi 4 Hari Beruntun, Yuk Berburu Saham Murah
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan dengan bergerak cenderung stagnan, hingga penutupan sesi I di Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak landai karena hanya mampu ditutup naik 0,02% ke level 6.027,53 indeks poin.

Saham-saham yang turut menopang kinerja IHSG dari sisi nilai transaksi di antaranya PT Merdeka Copper Gold Tbk/MDKA (6,4%), PT Barito Pacific Tbk/BRPT (5,65%), PT Sarana Menara Nusantara Tbk/TOWR (5,11%), PT Transcoal Pacific Tbk/TCPI (+3,7%), PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS (3,17%).

Kinerja bursa saham acuan Indonesia sejalan dengan rekannya di kawasan Asia yang kompak bergerak ke utara. Indeks Nikkei menguat 0,5%, indeks Kospi menguat 0,46%, indeks Shanghai naik 0,12%. Sedangkan indeks Straits Times dan indeks Hang Seng cenderung stagnan dengan naik tipis masing-masing sebesar 0,04% dan 0,02%.

Pergerakan positif bursa saham utama di Benua Kuning ditopang oleh menyeruaknya optimisme bahwa damai dagang Amerika Serikat (AS) dan China semakin dekat.

Pasalnya, Kemarin (26/11/2019), Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa putaran negosiasi dagang antara Washington dan Beijing sudah masuk babak final.

"Kami sedang dalam putaran terakhir dalam pembahasan kesepakatan yang sangat penting. Bahkan saya rasa ini akan menjadi salah satu kesepakatan dagang terbesar dalam sejarah. Semua berjalan baik, tetapi pada saat yang sama kami ingin ada perbaikan di Hong Kong," kata Trump kepada reporter di Gedung Putih sebagaimana dikutip dari Reuters.

Trump juga menambahkan bahwa hubungannya dengan Presiden China Xi Jinping baik-baik saja di tengah kekhawatiran pelaku pasar atas intervensi AS pada urusan dalam negeri Hong Kong yang mendapat kecaman dari beberapa pejabat Kementerian Luar Negeri China.

Selain itu, Presiden Ke-45 Negeri Adidaya tersebut juga percaya Xi akan mewujudkan kedamaian dan ketertiban di Hong Kong yang dilanda aksi unjuk rasa selama berbulan-bulan. Trump yakin China akan merespons positif hasil pemilihan Dewan Distrik di Hong Kong, di mana kubu pro-demokrasi menang telak.

"Saya rasa Presiden Xi bisa melakukan itu. Saya kenal beliau, dan beliau akan mewujudkannya," ujar Trump.

Seperti diketahui, Kongres AS memang telah menyetujui undang-undang (UU) penegakan hak asasi manusia di Hong Kong. Namun, tanpa persetujuan Trump, UU tersebut belum dapat berlaku efektif.

"Begini, kita harus bersama dengan Hong Kong tetapi saya juga bersama Presiden Xi. Saya mendukung Hong Kong, saya mendukung kebebasan, tetapi saya juga ingin mendukung hal yang sedang kita perjuangkan.

"Kita sedang dalam proses untuk menuju kesepakatan dagang terbesar dalam sejarah. Jika kita berhasil, tentu akan sangat luar biasa," jelas Trump dalam wawancara dengan Fox News Channel, seperti diberitakan Reuters, pada Sabtu (23/11/2019).

Hal ini setidaknya menunjukkan bahwa Trump masih memprioritaskan dicapainya kesepakatan dagang, karena andai dia mengesahkan UU tersebut, resiko China ngambek sangat besar.
Di lain pihak, penguatan IHSG besar kemungkinan juga ditopang oleh aksi bargain hunting karena saham-saham domestik dianggap cukup murah. Hal ini dikarenakan dalam 4 hari perdagangan sebelumnya, bursa saham acuan Tanah Air membukukan koreksi hingga 2,11%.



Akan tetapi, jika ditilik lebih seksama pergerakan IHSG sepanjang perdagangan sesi I hari ini, terlihat bahwa penguatan yang dicatatkan terkikis secara perlahan, sehingga masih terdapat resiko koreksi pada sesi II perdagangan.



Kepala Ekonom dan Riset Asia Pasifik di ING, Robert Carnell, menyampaikan dalam sebuah catatan bahwa pasar “tampaknya semakin terpikat” atas komentar positif Trump.

Namun dirinya juga memperingatkan bahwa besar kemungkinan isu yang signifikan belum terselesaikan mengingat hingga saat ini belum ada kesepakatan, hanya sebatas komentar positif.

“Fakta bahwa kita telah sering mendengar komentar positif, tetapi masih menunggu kesepakatan dagang dapat ditafsirkan bahwa masalah signifikan tetap ada,” ujar Cornell, dikutip dari CNBC International.

Pernyataan Cornell ada benarnya mengingat Trump sebelumnya menegaskan bahwa hasil damai dagang tidak dapat imbang karena harus mengutamakan kepentingan AS.

Trump menyoroti fakta bahwa pada Januari-September 2019, AS mengalami defisit US$ 263,19 miliar kala berdagang dengan China. Tahun lalu, AS juga tekor US$ 419,53 miliar.

Namun, keinginan Trump tersebut tentu bertentangan dengan China yang beberapa kali menegaskan bahwa asas saling menghormati dan kesetaraan merupakan hal penting agar kesepakatan dapat ditekan.

“Kami ingin mengupayakan kesepakatan fase pertama atas dasar saling meghormati dan kesetaraan,” ujar Xi kepada reporter di forum New Economy di Beijing, dikutip dari Reuters.

Oleh karena itu, ketidakpastian masih menyelimuti prospek damai dagang AS-China. Meski Trump bilang kesepakatan sudah dekat, tetapi kapan waktu penandatanganannya masih belum jelas. Selama belum ada kabar soal itu, berbagai berita dan spekulasi akan berdatangan dan menjadi sentimen penggerak pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular