
Harga CPO Naik Lagi Nih Gaes, Kuat Sampai Kapan?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
27 November 2019 11:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah/crude palm oil (CPO) mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini, Rabu (27/11/2019). Menguatnya harga CPO dipicu oleh pelemahan ringgit terhadap dolar AS.
Harga CPO menyentuh level RM 2.686/ton atau naik 0,37% dibanding harga penutupan perdagangan kemarin.
Penguatan harga CPO menyusul pelemahan ringgit terhadap dolar greenback. Sejak awal November hingga kemarin, ringgit melemah 1,39% di hadapan dolar AS.
Melemahnya ringgit terhadap dolar AS menyebabkan harga CPO jadi lebih murah untuk pemegang mata uang dolar. Hal ini berpotensi mengerek permintaan terhadap CPO dan mendongkrak harga naik.
Namun harga CPO masih berada rentang harga tertingginya tahun ini. Harga CPO melesat tajam setelah muncul kekhawatiran akan terjadi penurunan output di Indonesia dan Malaysia di tengah permintaan CPO yang tinggi.
Output minyak sawit Indonesia dan Malaysia diperkirakan turun di tahun 2020 akibat kekeringan yang melanda kawasan Asia Tenggara menyebabkan penurunan produktivitas. Padahal permintaan CPO domestik di kedua negara diprediksi naik karena adanya program mandat biodiesel B20 di Malaysia dan B30 di Indonesia.
Harga CPO diperkirakan akan naik tajam dalam tiga bulan ke depan. Peningkatan konsumsi CPO India dan rencana Indonesia dan Malaysia, produsen terbesar yang akan terus meningkatkan kandungan biodiesel menjadi pemicu kenaikan harga CPO.
"Juga, kerusakan tanaman biji minyak akibat hujan lebat di seluruh negeri telah mendorong harga minyak nabati NSE turun 2,63% dalam beberapa minggu terakhir," kata BV Mehta, direktur eksekutif Asosiasi Pelarut Extractors 'Association of India (SEA). "Selain itu, China telah membeli sejumlah besar minyak kelapa sawit menjelang Tahun Baru Cina. Ini juga telah menguatkan harga. "
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga CPO Anjlok, tapi Masih Bisa Naik Kok!
Harga CPO menyentuh level RM 2.686/ton atau naik 0,37% dibanding harga penutupan perdagangan kemarin.
Melemahnya ringgit terhadap dolar AS menyebabkan harga CPO jadi lebih murah untuk pemegang mata uang dolar. Hal ini berpotensi mengerek permintaan terhadap CPO dan mendongkrak harga naik.
Namun harga CPO masih berada rentang harga tertingginya tahun ini. Harga CPO melesat tajam setelah muncul kekhawatiran akan terjadi penurunan output di Indonesia dan Malaysia di tengah permintaan CPO yang tinggi.
Output minyak sawit Indonesia dan Malaysia diperkirakan turun di tahun 2020 akibat kekeringan yang melanda kawasan Asia Tenggara menyebabkan penurunan produktivitas. Padahal permintaan CPO domestik di kedua negara diprediksi naik karena adanya program mandat biodiesel B20 di Malaysia dan B30 di Indonesia.
Harga CPO diperkirakan akan naik tajam dalam tiga bulan ke depan. Peningkatan konsumsi CPO India dan rencana Indonesia dan Malaysia, produsen terbesar yang akan terus meningkatkan kandungan biodiesel menjadi pemicu kenaikan harga CPO.
"Juga, kerusakan tanaman biji minyak akibat hujan lebat di seluruh negeri telah mendorong harga minyak nabati NSE turun 2,63% dalam beberapa minggu terakhir," kata BV Mehta, direktur eksekutif Asosiasi Pelarut Extractors 'Association of India (SEA). "Selain itu, China telah membeli sejumlah besar minyak kelapa sawit menjelang Tahun Baru Cina. Ini juga telah menguatkan harga. "
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga CPO Anjlok, tapi Masih Bisa Naik Kok!
Most Popular