
Terendah 7 Tahun, Saham HM Sampoerna Ambles Jadi Rp 1.920
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
26 November 2019 19:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) terpantau ambles 4,48% ke level Rp 1.920, yang merupakan titik terendah sejak Maret 2012.
Pada penutupan perdagangan Selasa (26/11/2019) rata-rata harga saham emiten rokok yang yang dikendalikan oleh Philip Morris International ini diperdagangkan di level Rp 1.920 sampai Rp 2.040. Investor asing melepas saham ini dengan nilai jual bersih Rp 91,21 miliar. Adapun total transaksi pada hari ini mencapai Rp 338,21 miliar.
Sebelumnya, sejak pagi tagar Boikot Sampoerna menggema di laman twitter. Usut punya usut, tagar ini mencuat karena HM Sampoerna ditengarai menyalahi UU Ketenagakerjaan Pasal 66. Isi dari UU tersebut adalah pekerja atau buruh dari perusahaan penyedia jasa tak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau yang berhubungan dengan proses produksi.
Pada penutupan perdagangan Selasa (26/11/2019) rata-rata harga saham emiten rokok yang yang dikendalikan oleh Philip Morris International ini diperdagangkan di level Rp 1.920 sampai Rp 2.040. Investor asing melepas saham ini dengan nilai jual bersih Rp 91,21 miliar. Adapun total transaksi pada hari ini mencapai Rp 338,21 miliar.
Sebelumnya, sejak pagi tagar Boikot Sampoerna menggema di laman twitter. Usut punya usut, tagar ini mencuat karena HM Sampoerna ditengarai menyalahi UU Ketenagakerjaan Pasal 66. Isi dari UU tersebut adalah pekerja atau buruh dari perusahaan penyedia jasa tak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau yang berhubungan dengan proses produksi.
Sementara itu, jika melihat pergerakan sahamnya, harga saham emiten yang satu ini cenderung fluktuatif dan tercatat berada di level terendahnya pada penutupan hari ini.
Jika melihat pergerakan saham HM Sampoerna tahun lalu, sepanjang November 2018, harga saham HMSP berada di kisaran Rp 3.500 per lembar saham. Artinya, harga saham HM Sampoerna dalam kurun setahun terakhir sudah turun hingga 49%.
Bagi investor yang telah menempatkan dananya pada saham yang satu ini tentunya harus menanggung rugi. Sebagai contoh, jika jumlah saham yang dimiliki pada emiten kretek ini sejumlah Rp 100 juta pada tahun lalu, maka saat ini nilai uang yang diinvestasikan pada saham tersebut jumlahnya turun menjadi sekitar Rp 51 juta.
(dob/dob) Next Article Jualan Rokok Turun, Laba HM Sampoerna Cuma Naik 1% di Q1
Most Popular