
Trader Ngamuk! Transaksi Saham Harian Tembus Rp 13 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Kendati Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup koreksi 0,73% di level 6.026,19, tapi transaksi saham harian pada perdagangan Selasa ini (26/11/2019) mendadak 'ngamuk' menembus Rp 13,33 triliun seiring dengan adanya transaksi tutup sendiri (crossing saham) beberapa sekuritas.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, nilai transaksi fantastis itu terjadi setelah dalam beberapa hari terakhir perdagangan hanya tercatat nilainya di bawah Rp 8 triliun per hari.
Bahkan pada pukul 15.00 WIB, sejam sebelum pasar tutup, nilai transaksi baru menyentuh Rp 4 triliun.
"Biasanya ada crossing saham [transaksi tutup sendiri satu broker]," kata Hans Kwee, Direktur PT Anugerah Mega Investama.
Mengacu data BEI, ada dua saham dengan nilai transaksi harian cukup besar pada hari ini yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Nilai transaksi BCA tercatat Rp 1,21 triliun dengan volume 38,56 juta saham, dengan kenaikan harga saham BBCA sebesar 0,16% di level Rp 31.425/saham. Adapun nilai transaksi Telkom yakni Rp 1,09 triliun, dengan volume perdagangan 281 juta saham, tapi saham TLKM minus 2,28% di level Rp 3.860/saham.
Mengacu data BEI, ternyata ada crossing (transaksi jual-beli dilakukan melalui satu broker) saham BBCA dari beberapa sekuritas. Paling besar dilakukan oleh DBS Sekuritas dengan harga saham Rp 31.425/saham dengan volume 7,81 juta saham.
Selain BBCA, crossing juga terjadi di saham PT Menteng Heritage Realty Tbk (HRME), salah satunya oleh Sinarmas Sekuritas, sedikitnya 6 kali transaksi dengan nilai Rp 113,28 miliar dan volume perdagangan 131,07 juta saham, di harga Rp 850-925/saham. Saham HRME ditutup di level Rp 1.030/saham.
Net sell asing
Adapun sepanjang perdagangan hari ini, asing keluar hingga mencapai Rp 1,57 triliun di semua pasar, terdiri dari pasar reguler Rp 1,55 triliun dan pasar nego dan tunai net sell Rp 22,62 miliar. Sebulan terakhir, asing keluar Rp 6,90 triliun di pasar reguler, dan year to date asing mencatat aksi jual bersih Rp 25,16 triliun.
Hari ini, ada lima saham dengan nilai net sell asing besar yakni PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) Rp 332,91 miliar, TLKM Rp 268,51 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 154,52 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 142,23 miliar, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 139,39 miliar.
Lima saham yang mencatat aksi beli bersih (net buy) asing yakni PT XL Axiata Tbk (EXCL) Rp 52,65 miliar, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Rp 43,69 miliar, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) Rp 7,43 miliar, PT Indosat Tbk (ISAT) Rp 6,14 miliar, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Rp 5,41 miliar.
Tim Riset CNBC Indonesia mencatat, dalam 11 hari perdagangan saham hingga Senin kemarin (25/11) yang difasilitasi sistem perdagangan BEI berada di bawah Rp 8 triliun per hari dan membuat rerata transaksi harian bulan ini hanya Rp 7,15 triliun/hari.
Rekapitulasi data transaksi saham di bursa menunjukkan angka transaksi itu didapatkan dari total transaksi Rp 121,7 triliun dalam total 17 hari perdagangan.
Nilai rerata transaksi harian saham November tersebut turun 24,34% dari rerata transaksi 10 bulan pertama 2019 yang tercatat Rp 9,46 triliun/hari. Angka itu masih lebih rendah dari rerata transaksi tahun lalu Rp 8,5 triliun/hari dan tahun sebelumnya Rp 7,6 triliun/hari.
Rendahnya nilai transaksi turut diperparah oleh koreksi IHSG sepanjang November 2,54%, yang masih menyisakan 4 hari transaksi lagi. Indeks utama domestik tersebut turun menjadi 6.070 dari posisi 6.228 pada akhir Oktober.
Salah satu penyebab koreksi yang terjadi di pasar saham adalah aksi lepas saham oleh investor asing yang menunjukkan ketidaktertarikan investor global untuk memegang portofolio saham domestik bulan ini.
(tas/hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500