Bursa Saham Asia Berseri-seri, IHSG Lesu Sendirian

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
25 November 2019 09:46
Investor Tetap Waspada Pantau AS-China
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Di lain pihak, katalis utama yang mendongkrak penguatan di bursa saham utama Benua Kuning adalah sejuknya hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China, di mana kedua belah pihak menunjukkan keinginan yang kuat agar perjanjian damai dagang fase pertama dapat segera ditekan dalam waktu dekat.

Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping mengatakan dirinya menginginkan adanya penandatanganan kesepakatan damai dagang dengan AS berdasar asas saling menghormati dan kesetaraan.

“Kami ingin mengupayakan kesepakatan fase pertama atas dasar saling menghormati dan kesetaraan,” ujar Xi kepada reporter di forum New Economy di Beijing, dikutip dari Reuters.

Untuk segera mencapai hal tersebut, pihak Negeri Tiongkok diketahui telah mengundang perwakilan dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin untuk bertandang ke Beijing dan mengadakan diskusi lanjutan, dilansir CNBC International.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump dalam wawancara dengan Fox News Channel juga memberi sinyal bahwa kesepakatan dagang fase pertama sudah dekat.

"Kita akan segera memperoleh kesepakatan dengan China, mungkin sudah dekat. Kami mendukung Hong Kong, tetapi saya juga mendukung Presiden Xi (Jinping). Beliau sahabat saya, seorang yang luar biasa," kata Trump dalam acara tersebut, seperti diberitakan Reuters.

Kemudian, Robert O'Brien, Penasihat Pertahanan Gedung Putih, mengungkapkan bahwa perjanjian damai dagang AS-China Fase I bisa diteken pada akhir tahun ini. Namun, itu bukan berarti AS akan abai terhadap isu hak asasi manusia di Hong Kong.

"Kami berharap bisa mencapai kesepakatan pada akhir tahun, saya masih merasa itu mungkin. Pada saat yang sama, kami juga tidak bisa menutup mata atas apa yang terjadi di Hong Kong atau Laut China Selatan atau wilayah lainnya di mana aktivitas China dinilai mengkhawatirkan," papar O'Brien.

Dengan komentar tersebut, wajar saja jika investor cukup waspada sebelum melakukan aksi jual.

Hans Kwee, Direktur PT Anugerah Mega Investama dalam risetnya memperkirakan, kesepakatan perdagangan AS-China fase pertama kemungkinan tidak akan terjadi tahun ini dan tertunda ke tahun depan.

"Hal ini berpeluang menekan laju indeks pasar saham global dan regional dan menaikkan ketidakpastian global," ungkap Hans Kwee, Senin (25/11/2019).

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular