Bursa Saham Asia Berseri-seri, IHSG Lesu Sendirian

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
25 November 2019 09:46
Bursa Saham Asia Berseri-seri, IHSG Lesu Sendirian
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tipis pada perdagangan hari ini (11/11/2019) dengan mencatatkan koreksi 0,09% ke level 6.094,75 indeks poin.

Namun seiring berjalannya bursa saham acuan Indonesia mencoba melipir ke zona hijau, sayangnya usahanya tersebut sia-sia dan terpaksa kembali terjebak di zona merah.



Pergerakan IHSG berbanding terbalik dengan bursa saham utama kawasan Asia yang kompak bergerak ke utara. Pada pukul 09:18 WIB indeks Hang Seng melesat 1,55%, indeks Kospi melaju 1,15%, indeks Nikkei menguat 0,91%, indeks Straits Times naik 0,4% dan indeks Shanghai naik 0,29%.

Melesatnya indeks Hang Seng disinyalir didorong oleh pemilihan umum distrik yang hasil sementara memenangkan kandidat dari pihak pro demokrasi, dilansir Reuters. Mereka memperoleh mayoritas suara dengan meraih 333 dari total 425 kursi yang diperebutkan. Sedangkan pro China hanya memenangkan 52 kursi.

"Ini adalah kekuatan demokrasi. Ini adalah tsunami yang demokratis," kata seorang mantan pemimpin demonstrasi Hong Kong yang memenangkan kursi di pemilu distrik, Tommy Cheung.

Pemilu dilakukan hampir tanpa hambatan.Sekitar 3 juta orang dikabarkan mengikuti pemilu, atau hampir dua kali lipat dari pemilu sebelumnya.

Hasil tersebut tentu mampu mengangkat kekhawatiran pelaku pasar bahwa setidaknya aksi demonstrasi atau kerusuhan dapat mereda.
Di lain pihak, katalis utama yang mendongkrak penguatan di bursa saham utama Benua Kuning adalah sejuknya hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China, di mana kedua belah pihak menunjukkan keinginan yang kuat agar perjanjian damai dagang fase pertama dapat segera ditekan dalam waktu dekat.

Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping mengatakan dirinya menginginkan adanya penandatanganan kesepakatan damai dagang dengan AS berdasar asas saling menghormati dan kesetaraan.

“Kami ingin mengupayakan kesepakatan fase pertama atas dasar saling menghormati dan kesetaraan,” ujar Xi kepada reporter di forum New Economy di Beijing, dikutip dari Reuters.

Untuk segera mencapai hal tersebut, pihak Negeri Tiongkok diketahui telah mengundang perwakilan dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin untuk bertandang ke Beijing dan mengadakan diskusi lanjutan, dilansir CNBC International.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump dalam wawancara dengan Fox News Channel juga memberi sinyal bahwa kesepakatan dagang fase pertama sudah dekat.

"Kita akan segera memperoleh kesepakatan dengan China, mungkin sudah dekat. Kami mendukung Hong Kong, tetapi saya juga mendukung Presiden Xi (Jinping). Beliau sahabat saya, seorang yang luar biasa," kata Trump dalam acara tersebut, seperti diberitakan Reuters.

Kemudian, Robert O'Brien, Penasihat Pertahanan Gedung Putih, mengungkapkan bahwa perjanjian damai dagang AS-China Fase I bisa diteken pada akhir tahun ini. Namun, itu bukan berarti AS akan abai terhadap isu hak asasi manusia di Hong Kong.

"Kami berharap bisa mencapai kesepakatan pada akhir tahun, saya masih merasa itu mungkin. Pada saat yang sama, kami juga tidak bisa menutup mata atas apa yang terjadi di Hong Kong atau Laut China Selatan atau wilayah lainnya di mana aktivitas China dinilai mengkhawatirkan," papar O'Brien.

Dengan komentar tersebut, wajar saja jika investor cukup waspada sebelum melakukan aksi jual.

Hans Kwee, Direktur PT Anugerah Mega Investama dalam risetnya memperkirakan, kesepakatan perdagangan AS-China fase pertama kemungkinan tidak akan terjadi tahun ini dan tertunda ke tahun depan.

"Hal ini berpeluang menekan laju indeks pasar saham global dan regional dan menaikkan ketidakpastian global," ungkap Hans Kwee, Senin (25/11/2019).

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular