AS-China Suram, Investor SUN Disarankan Geser ke Tenor Pendek

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
25 November 2019 09:07
Porsi yang ideal untuk saat ini adalah 70% obligasi jangka pendek.
Foto: Seorang anggota staf berjalan melewati bendera AS dan China yang ditempatkan untuk konferensi pers bersama oleh A.S. REUTERS/Jason Lee/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketidakpastian perundingan dagang Amerika Serikat (AS)-China membuat pelaku pasar surat utang negara (SUN) disarankan mengalihkan portofolionya ke obligasi negara tenor pendek.

"Porsi yang ideal untuk saat ini adalah 70% obligasi jangka pendek, 30% obligasi jangka panjang," ujar Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya pagi ini, Senin (25/11/19).

Dia menggarisbawahi momentum menjelang akhir tahun yang berarti akan semakin dekat dengan tenggat waktu perundingan AS-China membuat ketegangan semakin menjadi.


Salah satu faktor utama yang membuat runyam drama damai dagang adalah pengesahan undang-undang HAM AS untuk Hong Kong, yang memicu investor global lebih melirik instrumen yang dianggap lebih aman dari pada di negara berkembang seperti Indonesia.

Sepekan terakhir, pasar SUN mengalami koreksi yang dianggap masih wajar karena pelaku pasar berharap hingga akhir tahun atau jangka menengah, pasar obligasi dapat menguat.

Koreksi pasar pekan lalu juga diikuti oleh keluarnya dana investor asing senilai Rp 970 miliar dari pasar SUN. Meskipun ada arus dana asing yang keluar, tetapi posisi investor asing masih positif baik dari sudut pandang sejak awal tahun (surplus Rp 174,54 triliun) maupun sejak awal bulan (surplus Rp 9,32 triliun).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(tas/tas) Next Article AS-China Suram Lagi, Investor SUN Masih Disarankan Jual

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular