
AS-China PDKT Lagi, tapi Pasar SUN Diprediksi Flat
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
05 December 2019 09:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar Surat Utang Negara (SUN) diprediksi akan bergerak mendatar atau flat saja pada perdagangan Kamis ini (5/12/2019) meskipun ada sentimen positif terhadap prospek damai dagang Amerika Serikat (AS)-China.
Rabu kemarin, pemberitaan di media masa menyebutkan bahwa kedua negara sudah berunding kembali dan sudah mendekati kata sepakat terkait tarif impor yang diperdebatkan Washington-Beijing selama sebulan terakhir.
Ariawan, Head of Fixed Income Research PT BNI Sekuritas, menilai sentimen positif itu akan terimbangi oleh sentimen negatif dari melebarnya ketegangan tarif dagang yang disebarkan Presiden AS Donald Trump hingga Prancis dan memancing Negeri Anggur itu untuk bersiap membalas.
Karena itu, Ariawan dan tim memprediksi dalam waktu dekat termasuk hari ini pasar SUN akan flat.
"Bersama dengan prediksi sideways dalam waktu dekat tersebut, strategi bertransaksi jangka pendek (short-term trading strategy) dapat lebih atraktif dan menjadi pilihan investor," tutur Ariawan dan tim dalam risetnya hari ini (5/12/19).
Dia juga menilai faktor negatif dari domestik yaitu lesunya perdagangan dapat membebani pasar juga. Ariawan mencatat nilai transaksi pekan ini tertekan hingga Rp 10 triliun per hari dibanding rerata perdagangan harian sejak awal tahun Rp 13,7 triliun per hari.
Sebelumnya, China bersiap mengeluarkan daftar hitam perusahaan AS yang berniat dikenai sanksi dan dapat memperparah drama kedua negara adidaya itu.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Dalam 2 pekan terakhir, pasar SUN mengalami koreksi tipis hampir setiap hari yang dianggap masih wajar karena pelaku pasar berharap hingga akhir tahun atau jangka menengah, pasar obligasi dapat menguat.
Meskipun demikian, aliran dana investor asing yang perlahan tapi pasti terjadi sudah mulai diperhatikan meskipun nilainya belum signifikan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas) Next Article Kali Ini, Cuitan Trump Bakal Hijaukan Pasar SUN
Rabu kemarin, pemberitaan di media masa menyebutkan bahwa kedua negara sudah berunding kembali dan sudah mendekati kata sepakat terkait tarif impor yang diperdebatkan Washington-Beijing selama sebulan terakhir.
Ariawan, Head of Fixed Income Research PT BNI Sekuritas, menilai sentimen positif itu akan terimbangi oleh sentimen negatif dari melebarnya ketegangan tarif dagang yang disebarkan Presiden AS Donald Trump hingga Prancis dan memancing Negeri Anggur itu untuk bersiap membalas.
Karena itu, Ariawan dan tim memprediksi dalam waktu dekat termasuk hari ini pasar SUN akan flat.
"Bersama dengan prediksi sideways dalam waktu dekat tersebut, strategi bertransaksi jangka pendek (short-term trading strategy) dapat lebih atraktif dan menjadi pilihan investor," tutur Ariawan dan tim dalam risetnya hari ini (5/12/19).
Dia juga menilai faktor negatif dari domestik yaitu lesunya perdagangan dapat membebani pasar juga. Ariawan mencatat nilai transaksi pekan ini tertekan hingga Rp 10 triliun per hari dibanding rerata perdagangan harian sejak awal tahun Rp 13,7 triliun per hari.
Sebelumnya, China bersiap mengeluarkan daftar hitam perusahaan AS yang berniat dikenai sanksi dan dapat memperparah drama kedua negara adidaya itu.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Dalam 2 pekan terakhir, pasar SUN mengalami koreksi tipis hampir setiap hari yang dianggap masih wajar karena pelaku pasar berharap hingga akhir tahun atau jangka menengah, pasar obligasi dapat menguat.
Meskipun demikian, aliran dana investor asing yang perlahan tapi pasti terjadi sudah mulai diperhatikan meskipun nilainya belum signifikan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas) Next Article Kali Ini, Cuitan Trump Bakal Hijaukan Pasar SUN
Most Popular