Rupiah Keok Lawan Dolar AS, tapi Bukan yang Terburuk di Asia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 November 2019 09:25
BI Suntikan Tenaga ke Rupiah
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Bank Indonesia (BI) pada hari Kamis mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan (7 Day Reverse Repo Rate) sebesar 5%. Dengan demikian BI mengakhiri rentetan penurunan suku bunga dalam empat bulan berturut-turut.

Tetapi BI bukan tanpa stimulus kali ini, Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi persnya mengumumkan bahwa rasio Giro Wajib Minimum (GWM) dipangkas sebesar 50 basis poin, yang mulai berlaku pada 2 Januari 2020.

"GWM diturunkan untuk bank umum dan syariah sebesar 50 bps sehingga masing-masing menjadi 5,5% dan 4%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Dengan dilonggarkannya rasio GWM, maka likuiditas di bank akan bertambah dan bisa digunakan oleh mereka guna menggenjot penyaluran kredit. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi RI diharapkan akan lebih terpacu lagi. 



Usai pengumuman tersebut, rupiah akhirnya bisa memukul balik dolar dan masuk ke zona hijau di akhir perdagangan Kamis, dan mampu bertahan di hari Jumat. 

Berbagai kebijakan sudah dikeluarkan BI di tahun ini untuk memacu pertumbuhan ekonomi RI. Keputusan penurunan GWM seperti Kamis lalu juga bukan yang pertama. Pada Juni, BI sudah menurunkan GWM sebesar 50 bps yang berlaku efektif mulai 1 Juli.

Tidak cuma itu, BI juga sudah mengeluarkan berbagai 'peluru' lainnya. Pada Maret, BI menaikkan batasan Rasio Intermediasi Maroprudensial (RIM) dari 80-92% menjadi 84-94% untuk mendorong pembiayaan perbankan bagi dunia usaha.

'Amunisi' lain yang sudah dimuntahkan MH Thamrin adalah pelonggaran rasio pembiayaan kredit perbankan untuk properti dan kendaraan bermotor. Pada September, BI melonggarkan rasio Loan to Value/Loan to Financing (LTV/LTF) untuk kredit properti sebesar 5%, kredit kendaraan bermotor 5-10%, serta tambahan untuk kredit properti dan kendaraan bermotor yang berwawasan lingkungan masing-masing 5%. Stimulus ini akan berlaku efektif pada 2 Desember.

Harapannya tentu saja pertumbuhan ekonomi RI bisa lebih terakselerasi lagi. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular