
Hong Kong Bikin Perry Warjiyo Effect Pudar, Rupiah Terkapar
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 November 2019 08:43

Lagi-lagi isu hubungan AS-China menjadi perhatian pelaku pasar. Investor terus memantau kabar terbaru soal proses kesepakatan damai dagang Fase I.
Kini ada faktor lain yang mempengaruhi kesepakatan tersebut. Hong Kong. House of Representatives AS (bagian dari Kongres) mengesahkan aturan yang meminta penegakan hak asasi manusia di wilayah otonom China tersebut.
Aturan itu tinggal menunggu tanda tangan Presiden AS Donald Trump untuk segera berlaku efektif. Salah satu poinnya adalah AS bisa mengenakan sanksi bagi aparat pemerintah China yang terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Hong Kong.
Trump sendiri pernah mengemukakan kekhawatirannya soal Hong Kong. Dalam cuitan di Twitter beberapa waktu lalu, Trump mengajak Presiden China Xi Jingping untuk merumuskan solusi yang manusiawi.
"Saya kenal sangat dekat dengan Presiden Xi. Beliau adalah pemimpin luar biasa yang sangat menghormati rakyatnya. Beliau juga mampu melakukan hal-hal tegas. Saya tidak punya keraguan bahwa Presiden Xi ingin ada solusi yang cepat dan manusiawi atas permasalahan di Hong Kong," cuit Trump pada 15 Agustus lalu.
Sikap Washington yang mulai terang-terangan mengintervensi Hong Kong tentu membuat Beijing tidak nyaman. Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa Hong Kong adalah urusan dalam negeri mereka.
"Kami mendesak AS untuk menghentikan aktivitas ini, hentikan sebelum terlambat. Berhentilah ikut campur dalam urusan Hong Kong dan China. AS harus berhenti melakukan hal-hal yang bisa mengundang balasan dari China," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti diberitakan Reuters.
Hong Kong yang sudah dibawa-bawa membuat urusan damai dagang AS-China menjadi semakin rumit. Hubungan kedua negara bisa merenggang dan bukan tidak mungkin kesepakatan menjadi molor bahkan batal.
Ketidakpastian merebak di pasar keuangan Asia. Akibatnya, investor lebih memilih mencari aman sambil menunggu perkembangan selanjutnya. Perry Warjiyo effect pun pudar, dan rupiah bergerak ke selatan.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Kini ada faktor lain yang mempengaruhi kesepakatan tersebut. Hong Kong. House of Representatives AS (bagian dari Kongres) mengesahkan aturan yang meminta penegakan hak asasi manusia di wilayah otonom China tersebut.
Aturan itu tinggal menunggu tanda tangan Presiden AS Donald Trump untuk segera berlaku efektif. Salah satu poinnya adalah AS bisa mengenakan sanksi bagi aparat pemerintah China yang terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Hong Kong.
Trump sendiri pernah mengemukakan kekhawatirannya soal Hong Kong. Dalam cuitan di Twitter beberapa waktu lalu, Trump mengajak Presiden China Xi Jingping untuk merumuskan solusi yang manusiawi.
"Saya kenal sangat dekat dengan Presiden Xi. Beliau adalah pemimpin luar biasa yang sangat menghormati rakyatnya. Beliau juga mampu melakukan hal-hal tegas. Saya tidak punya keraguan bahwa Presiden Xi ingin ada solusi yang cepat dan manusiawi atas permasalahan di Hong Kong," cuit Trump pada 15 Agustus lalu.
Sikap Washington yang mulai terang-terangan mengintervensi Hong Kong tentu membuat Beijing tidak nyaman. Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa Hong Kong adalah urusan dalam negeri mereka.
"Kami mendesak AS untuk menghentikan aktivitas ini, hentikan sebelum terlambat. Berhentilah ikut campur dalam urusan Hong Kong dan China. AS harus berhenti melakukan hal-hal yang bisa mengundang balasan dari China," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti diberitakan Reuters.
Hong Kong yang sudah dibawa-bawa membuat urusan damai dagang AS-China menjadi semakin rumit. Hubungan kedua negara bisa merenggang dan bukan tidak mungkin kesepakatan menjadi molor bahkan batal.
Ketidakpastian merebak di pasar keuangan Asia. Akibatnya, investor lebih memilih mencari aman sambil menunggu perkembangan selanjutnya. Perry Warjiyo effect pun pudar, dan rupiah bergerak ke selatan.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular