
Bos BI Pede Rupiah Bakal Perkasa, Kapan?
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
21 November 2019 18:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan saat ini nilai tukar rupiah sangat stabil dan terus menguat. Hal ini sejalan dengan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia yang membaik.
Ia menyebutkan, pada November 2019, Rupiah secara rata-rata mengalami apresiasi 0,42%. Lalu, sejak awal tahun sampai dengan 20 November 2019 menguat 2,03% (ytd).
Perry menilai, ke depannya Rupiah masih akan tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya. Diantaranya, karena kondisi perekonomian global juga sudah mulai mereda.
"Nilai tukar ke depan akan bergerak stabil sesuai menakisme pasar," ujar Perry di Gedung BI, Kamis (21/11/2019).
Menurutnya, selain karena kondisi global yang mulai mereda, penguatan Rupiah juga didukung oleh pasokan valas dari para eksportir dan aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut didorong prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga serta daya tarik pasar keuangan domestik yang tetap besar.
Terjaganya Rupiah ini dinilai akan sejalan dengan masuknya aliran modal asing ke dalam negeri. Secara tren musiman, Rupiah akan menguat pada kuartal awal setiap tahunnya yang juga diikuti oleh aliran modal asing masuk.
"Biasanya kalau di kuartal I arus modal akan besar dan NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) akan besar dan umumnya mengalami kecenderungan (rupiah) lebih apresiatif," jelasnya.
Perry menekankan, ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar Rupiah tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya dan mekanisme pasar yang terjaga. Selain itu, untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, BI akan terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas.
(hps/hps) Next Article BI Optimistis Rupiah Bisa ke Rp 15.000/ US$
Ia menyebutkan, pada November 2019, Rupiah secara rata-rata mengalami apresiasi 0,42%. Lalu, sejak awal tahun sampai dengan 20 November 2019 menguat 2,03% (ytd).
Perry menilai, ke depannya Rupiah masih akan tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya. Diantaranya, karena kondisi perekonomian global juga sudah mulai mereda.
"Nilai tukar ke depan akan bergerak stabil sesuai menakisme pasar," ujar Perry di Gedung BI, Kamis (21/11/2019).
Terjaganya Rupiah ini dinilai akan sejalan dengan masuknya aliran modal asing ke dalam negeri. Secara tren musiman, Rupiah akan menguat pada kuartal awal setiap tahunnya yang juga diikuti oleh aliran modal asing masuk.
"Biasanya kalau di kuartal I arus modal akan besar dan NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) akan besar dan umumnya mengalami kecenderungan (rupiah) lebih apresiatif," jelasnya.
Perry menekankan, ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar Rupiah tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya dan mekanisme pasar yang terjaga. Selain itu, untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, BI akan terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas.
(hps/hps) Next Article BI Optimistis Rupiah Bisa ke Rp 15.000/ US$
Most Popular