
Penjualan Otomotif Melambat, Ternyata Ini Penyebabnya
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
21 November 2019 18:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor otomotif nasional diprediksi masih akan tumbuh stagnan tahun depan. Hal ini terimbas masih lesunya kondisi perekonomian nasional hingga dampak dari fluktuasi harga komoditas.
Dari data yang terlansir, penjualan kendaraaan PT Astra International Tbk (ASII) misalnya, menunjukan tren perlambatan baik di segmen kendaraan niaga maupun penumpang. Tren ini diperkirakan bahkan berlanjut di tahun depan sejalan dengan perlambatan penjualan kendaraan secara rata-rata industri.
Sepanjang awal tahun hingga September 2019, penjualan PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) secara konsolidasi terkoreksi 0,6% menjadi 17.697 unit dari periode yang sama tahun sebelumnya 17.796 unit. Sedangkan, rata-rata industri di segmen kendaraan penumpang Astra Daihatsu Motor secara year to date terkoreksi 10,7%.
Senior Vice President Financial Institution Ratings Division PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Hendro Utomo, kepada CNBC Indonesia menuturkan, penjualan otomotif pada tahun 2020 cenderung stagnan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan penjualan kendaraan relatif tumbuh terbatas, antara lain: kondisi perekonomian yang cenderung melambat sepanjang triwulan III-2019, hal ini jelas mempengaruhi daya beli masyarakat.
Faktor kedua yang tak bisa diabaikan, adalah harga komoditas yang masih fluktuatif, sehingga, permintaan akan alat transportasi menjadi terbatas. Selain itu, adanya pergeseran perilaku konsumsi masyarakat, kenaikan harga kendaraan bermotor dan perubahan skema pajak.
Hendro menuturkan, kendati Bank Indonesia sudah merelaksasi kebijakan makroprudensial melalui kebijakan uang muka (down payment) DP kendaraan lebih rendah, hal ini belum diikuti penurunan tingkat suku bunga pinjaman oleh bank.
"DP rendah sudah diberlakukan oleh OJK kepada perusahaan multifinance tapi dengan syarat kualitas aset harus baik. Saya rasa hal tersebut sudah diperhitungkan dalam proyeksi pertumbuhan penjualan otomotif," kata Hendro, Rabu (20/11/2019).
Sementara itu, Anugerah Zamzami Nasr, Equity Analyst PT Phillip Sekuritas berpendapat, penjualan kendaraan otomotif memang kurang bergairah tahun ini.
Namun, kata Zamzami, berbagai stimulus dari BI seharusnya bisa menahan penurunan penjualan kendaraan. "Mungkin tahun depan bisa masih melambat, tapi tidak selambat tahun ini," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (20/11/2019).
(hps/hps) Next Article Penjualan Mobil Anjlok, Begini Nasib Saham Otomotif
Dari data yang terlansir, penjualan kendaraaan PT Astra International Tbk (ASII) misalnya, menunjukan tren perlambatan baik di segmen kendaraan niaga maupun penumpang. Tren ini diperkirakan bahkan berlanjut di tahun depan sejalan dengan perlambatan penjualan kendaraan secara rata-rata industri.
Sepanjang awal tahun hingga September 2019, penjualan PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) secara konsolidasi terkoreksi 0,6% menjadi 17.697 unit dari periode yang sama tahun sebelumnya 17.796 unit. Sedangkan, rata-rata industri di segmen kendaraan penumpang Astra Daihatsu Motor secara year to date terkoreksi 10,7%.
Senior Vice President Financial Institution Ratings Division PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Hendro Utomo, kepada CNBC Indonesia menuturkan, penjualan otomotif pada tahun 2020 cenderung stagnan.
Faktor kedua yang tak bisa diabaikan, adalah harga komoditas yang masih fluktuatif, sehingga, permintaan akan alat transportasi menjadi terbatas. Selain itu, adanya pergeseran perilaku konsumsi masyarakat, kenaikan harga kendaraan bermotor dan perubahan skema pajak.
Hendro menuturkan, kendati Bank Indonesia sudah merelaksasi kebijakan makroprudensial melalui kebijakan uang muka (down payment) DP kendaraan lebih rendah, hal ini belum diikuti penurunan tingkat suku bunga pinjaman oleh bank.
"DP rendah sudah diberlakukan oleh OJK kepada perusahaan multifinance tapi dengan syarat kualitas aset harus baik. Saya rasa hal tersebut sudah diperhitungkan dalam proyeksi pertumbuhan penjualan otomotif," kata Hendro, Rabu (20/11/2019).
Sementara itu, Anugerah Zamzami Nasr, Equity Analyst PT Phillip Sekuritas berpendapat, penjualan kendaraan otomotif memang kurang bergairah tahun ini.
Namun, kata Zamzami, berbagai stimulus dari BI seharusnya bisa menahan penurunan penjualan kendaraan. "Mungkin tahun depan bisa masih melambat, tapi tidak selambat tahun ini," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (20/11/2019).
(hps/hps) Next Article Penjualan Mobil Anjlok, Begini Nasib Saham Otomotif
Most Popular