
Dear Investor & Trader, Begini Nih Arah Pergerakan Harga Emas
Irvin Avriano Arief & Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 November 2019 06:32

Di pasar dalam negeri, harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) naik tipis ke Rp 702.000/gram pada perdagangan Rabu kemarin, dari posisi Rp 700.000/gram pada Selasa. Kenaikan terjadi sejak Selasa dan mengembalikan posisi ke level psikologis Rp 700.000/gram.
Naik tipisnya harga emas ritel itu terjadi ketika hubungan politik dan ekonomi AS-China sedikit menghangat kemarin.
Prospek damai dagang yang memudar itu dan potensi tidak tuntasnya perundingan tahun ini meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar keuangan dunia, sehingga normalnya investor dan spekulator semakin memburu komoditas logam mulia tersebut dan menciptakan tekanan beli yang mengangkat harga emas dunia.
Data di situs logammulia milik Antam, Rabu kemarin (20/11/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 70,2 juta/batang, naik dari Rp 70 juta/batang kemarin.
Rabu kemarin, harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi juga naik tipis Rp 2.000/gram menjadi Rp 667.000/gram dari Rp 665.000/gram kemarin.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya.
Naiknya harga emas Antam tersebut mengekor harga emas di pasar spot global kemarin menjadi US$ 1.472,28 per troy ounce (oz) yang naik dari posisi sehari sebelumnya US$ 1.470,75/oz. Hari ini, harga emas masih turun menjadi US$ 1.473,39/oz.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/sef)
Naik tipisnya harga emas ritel itu terjadi ketika hubungan politik dan ekonomi AS-China sedikit menghangat kemarin.
Prospek damai dagang yang memudar itu dan potensi tidak tuntasnya perundingan tahun ini meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar keuangan dunia, sehingga normalnya investor dan spekulator semakin memburu komoditas logam mulia tersebut dan menciptakan tekanan beli yang mengangkat harga emas dunia.
Rabu kemarin, harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi juga naik tipis Rp 2.000/gram menjadi Rp 667.000/gram dari Rp 665.000/gram kemarin.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya.
Naiknya harga emas Antam tersebut mengekor harga emas di pasar spot global kemarin menjadi US$ 1.472,28 per troy ounce (oz) yang naik dari posisi sehari sebelumnya US$ 1.470,75/oz. Hari ini, harga emas masih turun menjadi US$ 1.473,39/oz.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/sef)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular