Dorong Ekonomi, China Pangkas Bunga Acuan Kredit Perbankan

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
20 November 2019 19:16
China memangkas suku bunga dasar kredit (SBDK) sebesar 5 bps untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang lesu.
Foto: PBOC (REUTERS/Jason Lee)
Jakarta, CNBC Indonesia - China memutuskan untuk menurunkan suku bunga dasar kredit atau prime lending rate (SBDK) untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang lajunya terus melambat dan dampak dari perang dagang.

Suku bunga dasar kredit adalah referensi untuk menentukan suku bunga kredit bank. Ada empat pembentuk bunga kredit yakni, biaya dana, biaya overhead, margin, dan premi risiko. SBDK dibentuk dari tiga komponen minus premi risiko bank.


People Bank of China atau bank sentral China (PoBC) menurunkan SBDK satu tahun dari 4,20% menjadi 4,15% sementara SBDK lima tahun dipangkas dari 4,85% menjadi 4,8%, seperti dikutip dari AFP, Rabu (20/11/2019).

Pada Agustus lalu, PoBC mengumumkan rencana bunga acuan bank baru yang lebih mencerminkan perubahan pasar. Suku bunga acuan tersebut adalah SBDK yang diumumkan pada hari ke-20 setiap bulannya.

Pemangkasan SBDK ini merupakan langkah terbaru China untuk menurunkan bunga kredit perbankan agar masyarakat berani meminjam ke bank untuk menggerakkan ekonomi.

Selain itu, PoBC juga memangkas suku bunga 7-days reverse repo rate (7-days RRR) dari 2,55% menjadi 2,5% dengan tujuan yang sama.

Namun pemotongan SBDK dianggap berdampak kecil bagi penurunan suku bunga kredit perbankan karena tidak lagi dianggap sebagai bunga acuan. "Bank masih mengacu pada suku bunga acuan bank sentral," ujar Julian Evans-Pritchard analis Capital Economics.

Namun penurunan SBDK lima tahun memberikan harapan akan kemungkinan pelonggaran pembatasan pembeli properti yang sebelumnya dilakukan untuk mitigasi akan risiko gelembung ekonomi karena harga properti yang naik tinggi.


(roy/roy) Next Article Jokowi Sentil OJK soal Buka Bank di Daerah Terpencil

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular