
Yeay Asing Masuk Lagi! BBRI, BBCA & MKPI Diborong Asing

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,05% di level 6.155,11 pada perdagangan Rabu ini (20/11/2019) setelah sempat terkoreksi di awal perdagangan seiring dengan tekanan sentimen global.
Data perdagangan mencatat, IHSG sebetulnya mengawali perdagangan di zona merah. Pada pembukaan perdagangan, IHSG melemah 0,26% ke level 6.136,25. Per akhir sesi satu, koreksi indeks saham acuan di Indonesia adalah sebesar 0,08% ke level 6.147,07.
Beruntung, IHSG berhasil membalikkan keadaan pada penutupan perdagangan sesi dua. Nilai transaksi hari mencapai Rp 6,55 triliun, lebih rendah dari perdagangan Selasa kemarin yakni Rp 7,23 triliun, tapi lebih besar dari transaksi pada Senin sebelumnya yang hanya Rp 5,47 triliun.
Investor asing pun kembali membukukan beli bersih (net buy) Rp 102 miliar terutama karena adanya beli bersih di pasar reguler Rp 133,35 miliar, sementara di pasar nego dan tunai terjadi jual bersih (net sell) Rp 31,47 miliar. Tren beli bersih ini berlanjut, setelah Selasa kemarin juga asing masuk mencapai Rp 205 miliar.
Mengacu data perdagangan BEI, ada lima saham dengan catatan beli bersih asing cukup besar di antaranya:
1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan beli bersih Rp 215,63 miliar, harga saham naik tipis 0,72% di level Rp 4.220/saham.
2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan catatan beli bersih Rp 111,6 miliar, harga saham naik 0,55% di level Rp 31.750/saham.
3. PT Metropolitan Kentjana Tak (MKPI) dengan beli bersih Rp 32,17 miliar, harga saham stagnan Rp 13.500.
4. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) beli bersih Rp 12,33 miliar, saham naik 1,14% di level Rp 1.335/saham.
5. PT United Tractors Tbk (UNTR) beli bersih Rp 12,11 miliar, saham naik 1% di level Rp 22.675/saham,
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang justru kompak melaju di zona merah: indeks Nikkei turun 0,62%, indeks Shanghai melemah 0,78%. indeks Hang Seng jatuh 0,75%, indeks Straits Times terkoreksi 0,35%, dan indeks Kospi berkurang 1,3%.
Memudarnya optimisme bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang tahap satu menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham Benua Kuning. Kini, prospek ditekennya kesepakatan dagang tahap satu yang begitu dinanti-nantikan oleh pelaku pasar menjadi berwarna abu-abu.
CNBC International melaporkan bahwa pejabat pemerintahan China kini pesimistis terkait prospek kesepakatan dagang tahap satu.
Sementara dari dalam negeri, pasar menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia terkait dengan keputusan suku bunga acuan pada esok, Kamis 21 November.
Lirik peluang sektor konsumer
(tas/hps) Next Article Asing Berburu Cuan di Bursa RI, 5 Saham Ini Ramai Diborong!
