
Hore! Asing Beli Bersih 2 Hari Beruntun, IHSG Berpotensi Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Lebih banyak menghabiskan waktu di zona merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya terangkat dan ditutup dengan penguatan tipis 3 poin atau 0,05% ke level 6.155.
Eforia transaksi di bursa menurun dengan transaksi yang tercipta hanya Rp 6,55 triliun, lebih rendah dibandingkan transaksi kemarin yang mencapai Rp 7,23 triliun. Investor asing kembali mencatatkan beli bersih (net buy) Rp 133 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, fluktuasi pergerakan IHSG masih tinggi karena sedikit bergerak di atas rata-ratanya selama lima hari terakhir (Moving Average/MA5), yang dicitrakan garis exponential berwarna ungu yang melintang pada grafik.
Terbentuknya pola lilin putih (white candle) pada perdagangan hari ini mengindikasikan tekanan beli masih ada. Secara pergerakan, level terendah IHSG selalu bergerak lebih tinggi (higher low) sehingga kecenderungan akan penguatan masih ada.
![]() |
IHSG memulai perdagangan dengan pelemahan 0,26% karena pelaku pasar memanfaatkan kenaikan yang terjadi kemarin dengan melakukan profit taking.
Pelan tapi pasti IHSG berhasil bangkit, pada pukul 09:35 WIB indeks sudah berpindah ke zona hijau, hal ini dikarenakan sentimen positif dari penurunan suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebanyak 25 basis poin kemarin (19/11).
Namun fluktuasi masih terus terjadi, per akhir sesi satu, IHSG ditutup dengan koreksi 0,08% ke level 6.147. Sepanjang sesi II IHSG cenderung tertekan mengikuti bursa Asia yang cenderung memerah karena perang dagang yang memanas. Presiden AS Donald Trump dalam rapat kabinet Gedung Putih kembali mengeluarkan ancaman pada China.
"Jika kita tidak membuat kesepakatan dengan China, saya akan menaikkan tarif bahkan lebih tinggi," katanya di depan para pejabat AS, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (20/11/2019).
Selain perang dagang, pelaku pasar perlu mencermati sentimen dari dalam negeri, melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG), Bank Indonesia (BI) akan kembali mengumumkan kebijakan suku bunganya besok Kamis (21/11).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan akan dipertahankan di 5% demi menjaga persepsi pasar akan imbal hasil suku bunga dalam negeri yang masih menarik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!