
Hingga Oktober 2019, DEWA Produksi Batu Bara 13,22 Juta Ton
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
20 November 2019 14:10

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Darma Henwa Tbk (DEWA), emiten jasa kontraktor pertambangan, mencatat produksi overburden removal pada Oktober sebesar 13,40 juta bank cubic meter (bcm).
Corporate Secretary DEWA, Mukson Arif Rosyidi mengatakan untuk Januari hingga Oktober terdapat Overburden Removal sebesar 96,10 juta bcm (miliar kubik mikron) yang sebagian besar dari proyek di Bengalon
"Pengiriman batubara bulanan cenderung naik 13,35% dari 1,57 juta ton pada September menjadi 1,77 juta ton pada Oktober," katanya seperti dikutip dari keterangan resminya di Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Sementara itu, dari Januari hingga Oktober, pengiriman batubara yang dilakukan oleh DEWA mencapai 13,22 juta ton. Angka ini setara dengan 77,76% dari target yang dicanangkan tahun ini.
Sebagai informasi, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) merupakan induk DEWA butuh investasi cukup jumbo untuk mengembangkan hilirisasi batubara menjadi gas atau gasifikasi di tahun depan. Nilai investasi diprediksi mencapai US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 22,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Presiden Direktur Bumi Resources, Saptari Hoedaja menyampaikan, batu bara sebagai sumber energi yang murah, tidak hanya sebagai bahan bakar listrik, tetapi bisa dikembangkan menjadi sumber bahan baku.
Sumber bahan batu itu untuk diproses menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai campuran bahan bakar, sehingga bisa mengurangi impor minyak. Selain itu, hasil gasifikasi juga bisa dipakai untuk kebutuhan domestik atau diekspor.
"Studi kelayakan sudah, kami sedang mencari teknologi yang tepat, ini butuh investasi cukup besar US $ 1,6 miliar," ungkap Ari, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Nantinya, BUMI bakal menggandeng sejumlah partner strategis untuk proyek gasifikasi.
(dob/dob) Next Article Mau Private Placement, Darma Henwa Tunda RUPSLB ke Februari
Corporate Secretary DEWA, Mukson Arif Rosyidi mengatakan untuk Januari hingga Oktober terdapat Overburden Removal sebesar 96,10 juta bcm (miliar kubik mikron) yang sebagian besar dari proyek di Bengalon
"Pengiriman batubara bulanan cenderung naik 13,35% dari 1,57 juta ton pada September menjadi 1,77 juta ton pada Oktober," katanya seperti dikutip dari keterangan resminya di Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Sementara itu, dari Januari hingga Oktober, pengiriman batubara yang dilakukan oleh DEWA mencapai 13,22 juta ton. Angka ini setara dengan 77,76% dari target yang dicanangkan tahun ini.
Sebagai informasi, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) merupakan induk DEWA butuh investasi cukup jumbo untuk mengembangkan hilirisasi batubara menjadi gas atau gasifikasi di tahun depan. Nilai investasi diprediksi mencapai US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 22,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Presiden Direktur Bumi Resources, Saptari Hoedaja menyampaikan, batu bara sebagai sumber energi yang murah, tidak hanya sebagai bahan bakar listrik, tetapi bisa dikembangkan menjadi sumber bahan baku.
Sumber bahan batu itu untuk diproses menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai campuran bahan bakar, sehingga bisa mengurangi impor minyak. Selain itu, hasil gasifikasi juga bisa dipakai untuk kebutuhan domestik atau diekspor.
"Studi kelayakan sudah, kami sedang mencari teknologi yang tepat, ini butuh investasi cukup besar US $ 1,6 miliar," ungkap Ari, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Nantinya, BUMI bakal menggandeng sejumlah partner strategis untuk proyek gasifikasi.
(dob/dob) Next Article Mau Private Placement, Darma Henwa Tunda RUPSLB ke Februari
Most Popular