
Unilever Punya 2 Direksi Baru, Simak Rekam Jejaknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akhirnya mengesahkan dua agenda yakni persetujuan pengangkatan direksi baru dan rencana perusahaan untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham perusahaan (stock split) dengan rasio 5: 1 yang akan berlaku pada awal tahun depan.
RUPSLB ini digelar pada Rabu ini (20/11/2019) di BSD City, Tangerang.
Sancoyo Antarikso, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Unilever, mengatakan dalam agenda pertama yaitu perubahan dan pengangkatan direksi perseroan, RUPSLB juga menyetujui pengangkatan dua direksi perseroan yakni Rizki Raksanugraha dan Arif Hudaya.
![]() |
Rizky sebelumnya adalah direktur operasional Danone Indonesia. Rizky memiliki pengalaman lebih dari 27 tahun di bidang supply chain (rantai pasok) baik itu di Indonesia dan sejumlah negara lain seperti Thailand, dan beberapa negara Timur Tengah, Eropa, dan juga China.
Dia bergabung di Unilever pada tahun 2019 sebagai direktur dan Wakil Presiden Supply Chain Indonesia.
Sebelum bergabung dengan Unilever Indonesia, Rizki Radalah Direktur Operasi pada Danone Indonesia sejak Agustus 2016. Dia meraih gelar sarjana teknik dari Universitas Indonesia (1990), gelar MBA dari Monash University Melboune dan MM dari IPMI Jakarta (2001), serta Master of Philosophy dari Maastrich School of Management, Belanda (2007).
Sementara Arif Hudaya telah bergabung di Unilever selama 23 tahun, dan memegang beberapa jabatan di Unilever Indonesia, Unilever Plc London, Unilever Asia Private Ltd Singapore, Unilever Malaysia Holding Bhd, yang mencakup regional termasuk Singapura, Kamboja, Laos dan Myanmar. Terakhir, Arif menjabat sebagai Chief Finance Officer Unilever Philippines.
![]() |
Arif Hudaya meraih gelar BSc di bidang Banking and International Finance dari Cass Business School, City University, London.
"Rizky dan Aris keduanya merupakan dua talenta yang sangat mumpuni dalam bidangnya," kata Sancoyo.
Lebih lanjut, Sancoyo mengatakan terkait dengan agenda kedua yakni stock split, akan berlaku pada awal tahun depan.
"Kami optimistis dengan adanya stock split, harga saham UNVR akan terjangkau oleh investor ritel kebanyakan," kata Sancoyo.
"Dan harapannya [stock split UNVR] akan mampu mendukung pertumbuhan Bursa Efek Indnonesia karena adanya peningkatan likuiditas perdagangan saham UNVR," katanya.
Dalam stock split ini, akan dilakukan perubahan nilai nominal saham perusahaan dari semula berharga Rp 10 selanjutnya menjadi Rp 2/saham atau rasio 5:1. Pada 19 November kemarin, saham UNVR berada di level Rp 42.150/saham.
Adapun data perdagangan Rabu ini mencatat, saham UNVR ditutup sesi I minus 0,93% di level Rp 42.400/saham. Dengan asumsi rasio tersebut, harga saham UNVR bisa di level Rp 8.480/saham.
Simak rapor emiten big caps
(tas/tas) Next Article Jreng! Investor Ritel Berbahagialah, UNVR akan Stock Split