
Tarik Ulur AS-China Bikin Harga Emas Dunia Nelangsa
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
19 November 2019 10:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melemah pagi ini, Selasa (19/11/2019) setelah ditutup menguat pada perdagangan Senin kemarin menyusul munculnya sikap pesimistis China tentang kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Pukul 09.00 WIB, harga emas dunia berada di US$ 1.469,92/troy ons. Harga emas turun tipis 83 sen atau 0,056% dibanding harga penutupan perdagangan kemarin, Senin (18/11/2019).
Harga emas terombang-ambing di tengah maju mundurnya kesepakatan dagang antara AS dan China. Awal bulan ini, beredar kabar bahwa AS dan China sepakat untuk menghapus tarif yang dikenakan pada produk-produk kedua negara.
Namun sehari setelahnya, Presiden AS Donald Trump membantah kabar tersebut. Ia mengatakan tidak pernah menyetujuinya dan bahkan menganggap China lebih ingin membuat kesepakatan ketimbang AS.
Pada kesempatan lain dalam acara New York Economic Club pekan lalu, Trump kembali menyebut China curang.
"Sejak China masuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 2001, tidak ada negara yang memanipulasi atau memanfaatkan Amerika Serikat sebaik China. Saya tidak akan mengatakan "curang", tapi tidak ada yang lebih curang dari China, saya akan mengatakan itu" kata Trump dalam acara Economic Club of New York, sebagaimana dilansir CNBC International.
Tak lama, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyampaikan bahwa negosiasi yang terjadi melalui telepon dengan pihak China berjalan konstruktif dan kedua belah pihak semakin dekat dengan kata sepakat.
Namun, kemarin pasar kembali dihebohkan dengan sikap pesimistis China memandang kesepakatan dagang yang mungkin terjadi sebagai akibat dari pernyataan Donald Trump. Sebelumnya China telah mengumumkan bahwa kedua belah pihak sepakat dalam penghapusan tarif sebagai bagian dari kesepakatan tahap pertama.
Perlu diketahui bersama, di bawah pemerintahan Donald Trump, AS telah mengenakan bea impor sebesar 25% terhadap produk impor dari China senilai US$ 250 miliar dan 15% pada produk lainnya senilai US$ 112 miliar. Yang terbaru akan dikenakan pada 15 Desember nanti untuk produk senilai US$ 156 miliar sebesar 15%.
Sementara itu, China juga merespon dengan hal yang sama yaitu mengenakan tarif pada produk AS terutama produk pertanian sebesar US$ 120 miliar.
Tarik ulur dan maju mundur hubungan AS-China membuat harga emas galau bergerak. Kelanjutan drama perang dagang AS-China masih akan jadi sentimen penggerak harga emas selain kebijakan moneter Bank Sentral AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Dear Investor! Waspadalah, Harga Emas Tak Gerak Banyak
Pukul 09.00 WIB, harga emas dunia berada di US$ 1.469,92/troy ons. Harga emas turun tipis 83 sen atau 0,056% dibanding harga penutupan perdagangan kemarin, Senin (18/11/2019).
Namun sehari setelahnya, Presiden AS Donald Trump membantah kabar tersebut. Ia mengatakan tidak pernah menyetujuinya dan bahkan menganggap China lebih ingin membuat kesepakatan ketimbang AS.
Pada kesempatan lain dalam acara New York Economic Club pekan lalu, Trump kembali menyebut China curang.
"Sejak China masuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 2001, tidak ada negara yang memanipulasi atau memanfaatkan Amerika Serikat sebaik China. Saya tidak akan mengatakan "curang", tapi tidak ada yang lebih curang dari China, saya akan mengatakan itu" kata Trump dalam acara Economic Club of New York, sebagaimana dilansir CNBC International.
Tak lama, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyampaikan bahwa negosiasi yang terjadi melalui telepon dengan pihak China berjalan konstruktif dan kedua belah pihak semakin dekat dengan kata sepakat.
Namun, kemarin pasar kembali dihebohkan dengan sikap pesimistis China memandang kesepakatan dagang yang mungkin terjadi sebagai akibat dari pernyataan Donald Trump. Sebelumnya China telah mengumumkan bahwa kedua belah pihak sepakat dalam penghapusan tarif sebagai bagian dari kesepakatan tahap pertama.
Perlu diketahui bersama, di bawah pemerintahan Donald Trump, AS telah mengenakan bea impor sebesar 25% terhadap produk impor dari China senilai US$ 250 miliar dan 15% pada produk lainnya senilai US$ 112 miliar. Yang terbaru akan dikenakan pada 15 Desember nanti untuk produk senilai US$ 156 miliar sebesar 15%.
Sementara itu, China juga merespon dengan hal yang sama yaitu mengenakan tarif pada produk AS terutama produk pertanian sebesar US$ 120 miliar.
Tarik ulur dan maju mundur hubungan AS-China membuat harga emas galau bergerak. Kelanjutan drama perang dagang AS-China masih akan jadi sentimen penggerak harga emas selain kebijakan moneter Bank Sentral AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Dear Investor! Waspadalah, Harga Emas Tak Gerak Banyak
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular