
Ekspor Terkikis, Laba Emiten Batu Bara Sinar Mas Ambles 50%
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
18 November 2019 13:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Laba bersih emiten penambang batu baru milik Grup Sinar Mas, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), ambles lebih dari setengah pada 9 bulan pertama tahun ini atau periode Januari-September 2019 dari periode yang sama tahun 2018.
Mengacu laporan keuangan yang baru dipublikasikan Senin ini (18/11/2019) usai penelaahan terbatas (limited review), terungkap laba bersih perusahaan yang dikuasai Sinar Mas lewat Golden Energy and Resources Limited, Singapura, ini turun cukup dalam,.
Laba anjlok 52,79% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$ 45,54 juta atau setara dengan Rp 642 miliar (asumsi kurs Rp 14.100/US$). Padahal pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan mampu mencetak laba US$ 96,46 juta atau Rp 1,36 triliun.
Laba bersih (bottom line) GEMS terkikis seiring dengan koreksi pada pos penjualan dan pendapatan keuangan pada periode tersebut.
Total pendapatan perusahaan sepanjang 9 bulan pertama tahun ini turun tipis 1,94% YoY menjadi US$ 752,17 juta atau Rp 10,61 triliun, dari sebelumnya US$ 767,06 juta.
Jika dilihat tujuan penjualan, maka penjualan ke luar negeri yang ternyata mencatatkan penurunan 4,36% secara tahunan, sedangkan penjualan dalam negeri tercatat naik 3,05% YoY.
Kemudian, pada periode yang sama pendapatan bunga GEMS mencatatkan penurunan 23,92% YoY menjadi US$ 4,53 juta dari sebelumnya US$ 5,96 juta
Sementara itu, kenaikan signifikan pada pos beban penjualan dan beban keuangan juga turut menekan ruang gerak kinerja bottom line perusahaan.
Pada Januari-September 2019, pos beban penjualan GEMS naik 18,9% YoY ke level US$ 120,85 juta, sedangkan pos beban keuangan melesat 52,54% YoY menjadi US$ 11,42 juta. Pos beban keuangan melesat seiring dengan bertambahnya beban bunga dari pinjaman modal kerja perusahaan.
Di lain pihak, bila dilihat kinerja kuartalan, total penjualan GEMS di kuartal III-2019 pada dasarnya menorehkan kinerja yang lebih baik dari kuartal II-2019, dengan tumbuh 17,08% secara kuartalan (QoQ) menjadi US$ 260,5 juta. Namun jika dibandingkan dengan kuartal III-2018, masih turun 9,01% YoY.
Sedangkan untuk performa laba bersih kuartalan, perolehan keuntungan justru menunjukkan tren penurunan. Pada Juli-September 2019, laba bersih yang dibukukan GEMS sebesar US$ 9,9 juta, turun 30,02% dibanding kuartal sebelumnya yang senilai US$ 14,2 juta. Bahkan juga lebih rendah dari capaian kuartal I-2019 yang sebesar US$ 21,4 juta.
Sebagai informasi tambahan, hingga detik ini Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menghentikan sementara perdagangan saham perusahaan, baik di pasar reguler maupun pasar tunai sejak 31 Januari 2018 atas dasar denda yang belum terpenuhi.
Saham GEMS terakhir diperdagangkan di level Rp 2.550/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 15 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Dampak penurunan harga batu bara ke emiten
(dwa/tas) Next Article Digembok di Pasar Reguler, Crossing Saham GEMS Tembus Rp700 M
Mengacu laporan keuangan yang baru dipublikasikan Senin ini (18/11/2019) usai penelaahan terbatas (limited review), terungkap laba bersih perusahaan yang dikuasai Sinar Mas lewat Golden Energy and Resources Limited, Singapura, ini turun cukup dalam,.
Laba anjlok 52,79% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$ 45,54 juta atau setara dengan Rp 642 miliar (asumsi kurs Rp 14.100/US$). Padahal pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan mampu mencetak laba US$ 96,46 juta atau Rp 1,36 triliun.
Laba bersih (bottom line) GEMS terkikis seiring dengan koreksi pada pos penjualan dan pendapatan keuangan pada periode tersebut.
Total pendapatan perusahaan sepanjang 9 bulan pertama tahun ini turun tipis 1,94% YoY menjadi US$ 752,17 juta atau Rp 10,61 triliun, dari sebelumnya US$ 767,06 juta.
Jika dilihat tujuan penjualan, maka penjualan ke luar negeri yang ternyata mencatatkan penurunan 4,36% secara tahunan, sedangkan penjualan dalam negeri tercatat naik 3,05% YoY.
Kemudian, pada periode yang sama pendapatan bunga GEMS mencatatkan penurunan 23,92% YoY menjadi US$ 4,53 juta dari sebelumnya US$ 5,96 juta
Sementara itu, kenaikan signifikan pada pos beban penjualan dan beban keuangan juga turut menekan ruang gerak kinerja bottom line perusahaan.
Pada Januari-September 2019, pos beban penjualan GEMS naik 18,9% YoY ke level US$ 120,85 juta, sedangkan pos beban keuangan melesat 52,54% YoY menjadi US$ 11,42 juta. Pos beban keuangan melesat seiring dengan bertambahnya beban bunga dari pinjaman modal kerja perusahaan.
Di lain pihak, bila dilihat kinerja kuartalan, total penjualan GEMS di kuartal III-2019 pada dasarnya menorehkan kinerja yang lebih baik dari kuartal II-2019, dengan tumbuh 17,08% secara kuartalan (QoQ) menjadi US$ 260,5 juta. Namun jika dibandingkan dengan kuartal III-2018, masih turun 9,01% YoY.
Sedangkan untuk performa laba bersih kuartalan, perolehan keuntungan justru menunjukkan tren penurunan. Pada Juli-September 2019, laba bersih yang dibukukan GEMS sebesar US$ 9,9 juta, turun 30,02% dibanding kuartal sebelumnya yang senilai US$ 14,2 juta. Bahkan juga lebih rendah dari capaian kuartal I-2019 yang sebesar US$ 21,4 juta.
Sebagai informasi tambahan, hingga detik ini Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menghentikan sementara perdagangan saham perusahaan, baik di pasar reguler maupun pasar tunai sejak 31 Januari 2018 atas dasar denda yang belum terpenuhi.
Saham GEMS terakhir diperdagangkan di level Rp 2.550/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 15 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Dampak penurunan harga batu bara ke emiten
(dwa/tas) Next Article Digembok di Pasar Reguler, Crossing Saham GEMS Tembus Rp700 M
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular