
Analisis
Siang Ini Rupiah Galau & Mager, Ada Apa sih?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 November 2019 12:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah masih bergerak galau alias menguat dan melemah silih berganti hingga perdagangan Senin (18/11/19) siang ini.
Tidak hanya galau, rupiah juga mager alias malas bergerak, setelah level terkuat hanya berada di Rp 14.065/US$, sementara level terlemahnya berada di Rp 14.075/US$ alias 10 poin saja.
Rupiah menguat 0,02% begitu perdagangan hari ini dibuka, penguatan tersebut sekaligus menjadi yang "terbesar" hingga siang ini. Selepas itu mata uang Garuda malah berbalik melemah 0,5%. Selanjutnya berbalik menguat lagi, dan bisa ditebak: galau dan mager.
Kabar bagus dari perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China memberikan sentimen positif di pasar. Tetapi investor sepertinya tidak mau berekspektasi berlebihan yang membuat rupiah galau sekaligus mager.
Setelah disuguhkan drama pernyataan yang kontradiktif dalam dua pekan terakhir, akhirnya kedua negara kini memberikan pernyataan yang sama.
Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, pada Kamis waktu AS, menyatakan bahwa negosiasi dengan Beijing berjalan konstruktif, dan mengatakan dua raksasa ekonomi dunia ini akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat setelah melakukan perundingan intensif melalui telepon.
Minggu kemarin giliran media China, Xinhua, yang mengatakan jika pembicaraan level tinggi kedua negara melalui telepon berlangsung konstruktif.
Meski demikian, Xinhua tidak memberikan detail sejauh mana isu-isu penting yang sudah diselesaikan, serta kapan kesepakatan dagang akan diteken. Hal inilah yang menyebabkan pelaku pasar enggan bereskpektasi berlebihan.
Apalagi pernyataan China kerap dibantah oleh AS. Dua pekan lalu misalnya, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng mengklaim jika kedua negara sudah sepakat untuk mencabut sebagian bea masuk. Pernyataan China tersebut menjadi awal merenggangnya hubungan kedua negara.
AS langsung membantah telah sepakat untuk mencabut bea masuk, Peter Navarro, Penasihat Perdagangan Gedung Putih, menegaskan bahwa belum ada kesepakatan soal penghapusan bea masuk. Dia menilai China melakukan klaim sepihak.
Sampai ada waktu pasti kapan kedua negara akan menandatangani kesepakatan dagang, atau setidaknya ada penjelasan lebih detail sejauh mana pembicaraan konstruktif tersebut, para investor masih akan berhati-hati, rupiah pun belum akan mengalami pergerakan besar.
Tidak hanya galau, rupiah juga mager alias malas bergerak, setelah level terkuat hanya berada di Rp 14.065/US$, sementara level terlemahnya berada di Rp 14.075/US$ alias 10 poin saja.
Rupiah menguat 0,02% begitu perdagangan hari ini dibuka, penguatan tersebut sekaligus menjadi yang "terbesar" hingga siang ini. Selepas itu mata uang Garuda malah berbalik melemah 0,5%. Selanjutnya berbalik menguat lagi, dan bisa ditebak: galau dan mager.
Setelah disuguhkan drama pernyataan yang kontradiktif dalam dua pekan terakhir, akhirnya kedua negara kini memberikan pernyataan yang sama.
Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, pada Kamis waktu AS, menyatakan bahwa negosiasi dengan Beijing berjalan konstruktif, dan mengatakan dua raksasa ekonomi dunia ini akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat setelah melakukan perundingan intensif melalui telepon.
![]() |
Minggu kemarin giliran media China, Xinhua, yang mengatakan jika pembicaraan level tinggi kedua negara melalui telepon berlangsung konstruktif.
Meski demikian, Xinhua tidak memberikan detail sejauh mana isu-isu penting yang sudah diselesaikan, serta kapan kesepakatan dagang akan diteken. Hal inilah yang menyebabkan pelaku pasar enggan bereskpektasi berlebihan.
Apalagi pernyataan China kerap dibantah oleh AS. Dua pekan lalu misalnya, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng mengklaim jika kedua negara sudah sepakat untuk mencabut sebagian bea masuk. Pernyataan China tersebut menjadi awal merenggangnya hubungan kedua negara.
AS langsung membantah telah sepakat untuk mencabut bea masuk, Peter Navarro, Penasihat Perdagangan Gedung Putih, menegaskan bahwa belum ada kesepakatan soal penghapusan bea masuk. Dia menilai China melakukan klaim sepihak.
Sampai ada waktu pasti kapan kedua negara akan menandatangani kesepakatan dagang, atau setidaknya ada penjelasan lebih detail sejauh mana pembicaraan konstruktif tersebut, para investor masih akan berhati-hati, rupiah pun belum akan mengalami pergerakan besar.
Next Page
Analisis Teknikal Rupiah
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular