Pasar SUN Diprediksi Menguat, Tapi Waspadai Lelang Besok

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
18 November 2019 09:23
Ada sejumlah faktor yang memicu penguatan harga obligasi pemerintah.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah diprediksi melanjutkan penguatan hari ini, Senin (18/11/2019). Faktor pemicunya terutama karena meredanya tekanan dari perseteruan China dengan Amerika Serikat (AS) dan stabilnya rupiah.

Head of Fixed Income Research PT BNI Sekuritas Ariawan menilai potensi penguatan juga didukung data neraca perdagangan yang lebih baik daripada prediksi. Namun, lanjutnya, potensi penguatan harga tersebut akan diredam lelang yang akan digelar pemerintah besok. Biasanya, momentum lelang akan dimanfaatkan pelaku pasar untuk lebih pasif di pasar atau bahkan menekan harga pasar untuk mendapatkan posisi tawar yang lebih baik dalam lelang.

"Meskipun demikian, kemungkinan terjadinya kenaikan harga signifikan akan dibatasi oleh kemungkinan berkurangnya agresivitas investor menghadapi lelang pemerintah besok," tulis Ariawan dan tim dalam risetnya hari ini (18/11/19).

Pekan lalu, harga obligasi pemerintah masih menguat akibat membaiknya sentimen pelaku pasar global terhadap China-AS. Ini setelah penasihat Gedung Putih Larry Kudlow menyampaikan perkembangan terkini komunikasi kedua negara yang kondusif.



Selain itu, neraca perdagangan Oktober yang surplus senilai US$ 160 juta dari prediksi pasar yang defisit US $ 300 juta turut menjadi pendorong pasar sejak akhir pekan lalu.

Dari domestik, sisi positif yang dapat menjaga momentum dan mendukung pasar obligasi pemerintah agar koreksi tidak terlalu besar adalah masih derasnya aliran dana investor asing ke pasar SUN hingga berada pada angka Rp 1.068,21 triliun per 13 November.

Data porsi investor di pasar SBN mengacu informasi dari Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.068,21 triliun SBN, yang artinya berporsi 39,1% dari total beredar Rp 2.734 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(miq/miq) Next Article Demi Nama Cuan, Surat Utang Pemerintah RI Jadi Buruan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular