Investor Asing Lepas Surat Utang RI, Tinggal Tersisa 16%

Cantika AP Noveria, CNBC Indonesia
23 May 2022 16:49
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan di pasar keuangan global sangat terasa di Indonesia. Investor asing meninggalkan pasar finansial, alias terjadi capital outflow.

Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, bilang bahwa Indonesia tidak imun dari dampak perubahan kebijakan moneter negera-negara maju, terutama Amerika Serikat (AS). Seperti diketahui, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) sudah menaikkan suku bunga acuan 50 basis poins (bps) ke 0,75-1%. Kemungkinan besar masih ada rangkaian kenaikan lagi.

"Ada kenaikan 50 bps sekali meeting, dan diperkirakan ada tujuh kali adjustment. Akibatnya terjadi capital outflow di emerging market, termasuk Indonesia," kata Bendahara Negara dalam konferensi pers APBN Kita periode Mei 2022, Senin (23/5/2022).

outfowSumber: Kementerian Keuangan

 

Kepemilikan investor asing di obligasi pemerintah, lanjut Sri Mulyani, terus menurun. Kini kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) adalah sekitar 16%.

"Menurun tajam dari 2020 yang 25%. Dengan menurunnya jumlah SBN yang dipegang asing, tentu di satu sisi menimbulkan stabilitas karena tidak mengalami gejolak. Namun waspada pricing competition-nya," tegas Sri Mulyani.

Investor, tambah Sri Mulyani, juga sudah mengharapkan imbal hasil (yield) tinggi. Bagi pemerintah selaku penerbit, ini akan menyebabkan kenaikan biaya utang.

"Cost of fund naik. Namun negara-negara lain juga mengalami kenaikan. Meksiko, Malaysia, India, juga mengalami kenaikan yield," sambung Sri Mulyani.


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jatuh Tempo Utang Menumpuk, EXCL Terbitkan Obligasi Tahun Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular