Obati 10 BUMN Sakit, Begini Strategi Jitu PPA

Monica Wareza, CNBC Indonesia
15 November 2019 13:50
Beberapa di antaranya adalah PT Merpati Nusantara Airlines, PT Kertas Leces, PT Survai Udara Penas, dan PT Industri Gelas.
Foto: Kementerian BUMN (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Bandung, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA menyebutkan tengah menyiapkan sejumlah rencana guna menyehatkan 10 perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) yang saat ini menjadi 'pasiennya'.

Dari jumlah tersebut, beberapa di antaranya adalah PT Merpati Nusantara Airlines, PT Kertas Leces, PT Survai Udara Penas, PT Industri Gelas, dan PT Industri Sandang Nusantara.

Direktur Konsultasi Bisnis dan Aset Manajemen PPA Dikdik Permadi Yoffana mengatakan terdapat beberapa perusahaan yang menjadi prioritas penyehatan saat ini, terkecuali untuk Kertas Leces karena sudah tahapan pailit. PPA menyiapkan rencana pengembangan bisnis baru untuk BUMN yang saat ini dikelolanya. 

Tangani 10 BUMN Sakit, Begini Strategi PPA Foto: Pertemuan Perusahaan Pengelola Aset (Persero) di Bandung, 14 November 2019/Monica Wareza/CNBC Indonesia


"Timeline-nya yang paling cepat salah satunya Leces. Bukan cepat lagi tapi udah pailit itu tunggu lelang aset saja lalu selesaikan kewajibannya kepada kreditor," kata Dikdik di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/11/2019).


Adapun untuk Merpati, rencana yang sedang disiapkan adalah memaksimalkan aset perusahaan yang saat ini masih memungkinkan untuk beroperasi yakni bisnis Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) alias jasa perawatan dan bengkel pesawat serta training center yang rencananya akan dikerjasamakan dengan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA).

Sementara saat ini, Merpati sudah bekerjasama dengan 10 perusahaan BUMN untuk pengiriman, kargo terutama untuk wilayah Indonesia bagian timur.

Selanjutnya, untuk Survai Udara Penas tengah menunggu kerja sama dengan BUMN lain dalam hal kegiatan pemetaan udara yang diharapkan bisa dimulai pada 2020. Sambil menunggu kerja sama tersebut, PPA tengah melakukan restrukturisasi modal.

Untuk Industri Gelas tengah membidik kerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) untuk pembuatan fiber glass dengan tetap mempertahankan bisnis utamanya di bidang pembuatan kaca.


"Yang akan berubah juga ISN [PT Industri Sandang Nusantara], kan awalnya dari hulu, pemintalan dan ada sembilan pabrik pintal, tapi dari mesin revitalisasi dan cost tinggi jadi ditinggalkan. Lebih ke trading garmen dan optimalisasi aset yang dimiliki. Apa nanti kembali ke tekstil pemintalan belum ke sana karena capex-nya lumayan," jelas Dikdik.

Selanjutnya untuk PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia dan PT Industri Kapal Indonesia disebutkan saat ini tengah dalam proses perbaikan bisnis untuk menghasilkan keuntungan dari posisi saat ini yang masih mengalami kerugian.

PPA adalah BUMN yang 100% kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham.

PPA didirikan pada 27 Februari 2004 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2004 sebagai sebuah perseroan yang mengemban tugas utama untuk mengelola aset-aset eks BPPN, baik aset kredit, saham maupun properti.

Selain itu, tugas baru sesuai dengan PP Nomor 61 Tahun 2008 yakni pengelolaan aset eks BPPN, restrukturisasi atau revitalisasi BUMN, kegiatan investasi, serta kegiatan pengelolaan aset BUMN.


(tas/tas) Next Article Tok! Merpati Dinyatakan Pailit, Rapat Kreditor 16 Juni

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular