
OPEC: 2020, Permintaan Minyak Dunia Naik 1 Juta Barel/Hari
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
15 November 2019 13:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Pengekspor Minyak (OPEC) kembali merilis laporan bulanannya. Dalam laporan tersebut OPEC menyebut bahwa permintaan minyak untuk tahun depan diperkirakan naik masih sama dengan prediksi sebelumnya.
Berbagai peristiwa yang terjadi di dunia tahun ini telah membuat perekonomian global bergejolak. Ekonomi dunia sedang menghadapi turbulensi yang disebabkan oleh perang dagang antara AS-China dan tensi geopolitik yang tinggi di berbagai wilayah salah satunya Eropa.
OPEC memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini tetap berada di angka 3%. Prediksi pertumbuhan di berbagai wilayah diperkirakan tetap sama kecuali Rusia yang direvisi turun 0,1 persentase poin (pp) ke 1,0% mengingat pertumbuhan yang rendah sepanjang semester pertama tahun ini.
Angka pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2020 direvisi dari 3,1% menjadi 3% sebagai akibat dari adanya ketidakpastian global. Perang dagang yang masih berlangsung dan peningkatan bea masuk AS terhadap Uni Eropa juga menjadi faktor pemberat laju ekonomi global.
Pertumbuhan ekonomi AS yang masih akan melambat di tahun 2020 menjadi 1,8%, sementara zona Eropa tetap tumbuh 1,1%, Jepang 0,3%. India dan China juga diprediksi tumbuh tetap masing-masing di angka 5,9% dan 6,7%. Senada dengan hal itu pertumbuhan ekonomi Brazil dan Rusia juga diperkirakan tetap masing-masing do 1,4% dan 1,2% untuk tahun depan.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi merupakan isu yang sensitif untuk pasar energi terutama minyak. Ketika ekonomi tumbuh melambat permintaan minyak juga akan ikut terpangkas sehingga pertumbuhannya juga melambat.
OPEC merevisi turun pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun ini sebesar 0,04 juta barel per hari (mb/d) menjadi 0,98 mb/d. Namun untuk tahun 2020, permintaan ditaksir akan naik 1,08 mb/d. Kenaikan permintaan minyak akan ditopang oleh negara-negara bukan anggota organisasi kerja sama ekonomi dan pembangunan dunia (OECD).
Berbagai peristiwa yang terjadi di dunia tahun ini telah membuat perekonomian global bergejolak. Ekonomi dunia sedang menghadapi turbulensi yang disebabkan oleh perang dagang antara AS-China dan tensi geopolitik yang tinggi di berbagai wilayah salah satunya Eropa.
OPEC memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini tetap berada di angka 3%. Prediksi pertumbuhan di berbagai wilayah diperkirakan tetap sama kecuali Rusia yang direvisi turun 0,1 persentase poin (pp) ke 1,0% mengingat pertumbuhan yang rendah sepanjang semester pertama tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi AS yang masih akan melambat di tahun 2020 menjadi 1,8%, sementara zona Eropa tetap tumbuh 1,1%, Jepang 0,3%. India dan China juga diprediksi tumbuh tetap masing-masing di angka 5,9% dan 6,7%. Senada dengan hal itu pertumbuhan ekonomi Brazil dan Rusia juga diperkirakan tetap masing-masing do 1,4% dan 1,2% untuk tahun depan.
![]() |
Perlambatan pertumbuhan ekonomi merupakan isu yang sensitif untuk pasar energi terutama minyak. Ketika ekonomi tumbuh melambat permintaan minyak juga akan ikut terpangkas sehingga pertumbuhannya juga melambat.
OPEC merevisi turun pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun ini sebesar 0,04 juta barel per hari (mb/d) menjadi 0,98 mb/d. Namun untuk tahun 2020, permintaan ditaksir akan naik 1,08 mb/d. Kenaikan permintaan minyak akan ditopang oleh negara-negara bukan anggota organisasi kerja sama ekonomi dan pembangunan dunia (OECD).
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular