Arab Saudi dan Rusia Berulah, Harga Minyak Langsung Ngamuk

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
03 April 2023 09:46
Kilang minyak
Foto: Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah melonjak 5% lebih saat perdagangan dibuka didorong oleh keputusan Arab Saudi dan anggota OPEC untuk memangkas produksi minyak mentah dunia.

Melansir data Revinitif pada perdagangan Senin (3/4/2023) harga minyak acuan Brent melonjak 5,47% ke US$84,26 per barel. Sedangkan jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 5,54% menjadi US$79,66 per barel.



Pemotongan produksi sebesar 1,16 juta barel per day (bpd) akan dimulai pada bulan Mei dan berlangsung hingga akhir 2023.

Pemangkasan terbanyak dilakukan Arab Saudi yakni 500 ribu bpd di Arab Saudi, pemotongan 211 ribu barel/hari oleh Irak, 144 ribu bpd oleh Uni Emirat Arab, dan 128 ribu bpd dari Kuwait.

Pemangkasan OPEC di luar pemotongan produksi yang dilakukan Rusia 500.000 barel per hari hingga akhir tahun. Rusia memangkas produksi sebagai bentuk"balasan" ke sanksi Barat karena persoalan Ukraina.

Goldman Sachs menurunkan perkiraan produksi OPEC+ pada akhir tahun 2023 sebesar 1,1 juta bpd dan menaikkan perkiraan harga Brent untuk tahun 2023 sebesar US$5 menjadi US$95 per barel dan sebesar US$3 menjadi US$100 per barel untuk tahun 2024.

"OPEC+ memiliki kekuatan penetapan harga yang sangat signifikan dibandingkan dengan masa lalu, dan pemotongan kejutan hari ini konsisten dengan doktrin baru mereka untuk bertindak lebih dulu," kata bank tersebut.

"Meskipun mengejutkan, pemotongan ini mencerminkan pertimbangan ekonomi dan kemungkinan politik yang penting." imbuhnya.

Keputusan itu adalah sinyal jelas lainnya bahwa Arab Saudi dan mitra OPEC akan berusaha untuk mencegah aksi jual makro lebih lanjut, kata analis RBC Capital.

"Itu (pemotongan) pasti tidak akan disambut baik oleh Gedung Putih," tambahnya.

Pemotongan OPEC+ membayangi kesepakatan antara pemerintah Irak dan wilayah semi-otonom Kurdistan untuk melanjutkan ekspor minyak melalui Turki minggu ini.

Gangguan pasokan telah membantu minyak mentah WTI naik lebih dari 9% minggu lalu.

Pada Oktober 2022, OPEC+ juga memutuskan untuk memangkas produksi minyak sampai dengan 2 juta barel per hari atau setara dengan 2 persen permintaan minyak global mulai November mendatang.

Keputusan ini membuat Amerika Serikat (AS) murka karena membuat harga energi dan inflasi melambung.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]




(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Terus Turun, Efek Gencatan Senjata Hamas-Israel?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular