
Mengejutkan! Kabar dari AS Bikin Harga SUN Berbalik Menguat

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu terjadi ketika pasar surat utang pemerintah negara lain masih beragam.
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0078 yang bertenor 10 tahun dengan penurunan yield 2,6 basis poin (bps) menjadi 7,05%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Komentar mengejutkan datang dari penasehat ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Alan Kudlow yang mengatakan bahwa perdamaian dagang AS dengan China sudah dekat dan berada di tahap final. Menurut Kudlow, saat ini perundingan sudah dilakukan delegasi kedua negara setiap harinya melalui jalur komunikasi.
Hal tersebut mengejutkan pasar karena sejak akhir pekan lalu pihak Beijing memaksakan adanya penurunan atau bahkan penghapusan tarif impor tambahan yang sudah diberlakukan AS pada September lalu. Langkah tersebut membuat berang AS yang kemudian membalas dengan kata-kata bantahan yang tidak kalah provokatif.
Yield Obligasi Negara Acuan 15 Nov'19 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 14 Nov'19 (%) | Yield 15 Nov'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 14 Nov'19 (%) |
FR0077 | 5 tahun | 6.522 | 6.535 | 1.30 | 6.4577 |
FR0078 | 10 tahun | 7.081 | 7.055 | -2.60 | 7.0617 |
FR0068 | 15 tahun | 7.452 | 7.447 | -0.50 | 7.4209 |
FR0079 | 20 tahun | 7.652 | 7.646 | -0.60 | 7.6227 |
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.068,21 triliun SBN, atau 39,1% dari total beredar Rp 2.734 triliun berdasarkan data per 13 November.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 175,96 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat keluar dari pasar SUN senilai Rp 1,01 triliun, sedangkan sejak awal bulan masih surplus Rp 10,74 triliun.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 14 Nov'19 (%) | Yield 15 Nov'19 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 6.71 | 6.69 | -2.00 |
China | 3.265 | 3.258 | -0.70 |
Jerman | -0.346 | -0.345 | 0.10 |
Prancis | -0.018 | -0.024 | -0.60 |
Inggris | 0.711 | 0.714 | 0.30 |
India | 6.515 | 6.52 | 0.50 |
Jepang | -0.072 | -0.083 | -1.10 |
Malaysia | 3.446 | 3.447 | 0.10 |
Filipina | 4.663 | 4.675 | 1.20 |
Rusia | 6.53 | 6.49 | -4.00 |
Singapura | 1.764 | 1.774 | 1.00 |
Thailand | 1.74 | 1.73 | -1.00 |
Amerika Serikat | 1.816 | 1.845 | 2.90 |
Afrika Selatan | 8.457 | 8.43 | -2.70 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article January Effect Sukses Angkat Harga SUN, Hari Ini Gimana?