Mengejutkan! Kabar dari AS Bikin Harga SUN Berbalik Menguat

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
15 November 2019 11:08
Harga obligasi rupiah pemerintah secara mengejutkan mampu naik pada perdagangan Jumat ini.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah secara mengejutkan mampu naik pada perdagangan Jumat ini (15/11/2019), terdongkrak sentimen positif dari pernyataan penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow.

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu terjadi ketika pasar surat utang pemerintah negara lain masih beragam.

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0078 yang bertenor 10 tahun dengan penurunan yield 2,6 basis poin (bps) menjadi 7,05%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Komentar mengejutkan datang dari penasehat ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Alan Kudlow yang mengatakan bahwa perdamaian dagang AS dengan China sudah dekat dan berada di tahap final. Menurut Kudlow, saat ini perundingan sudah dilakukan delegasi kedua negara setiap harinya melalui jalur komunikasi.

Hal tersebut mengejutkan pasar karena sejak akhir pekan lalu pihak Beijing memaksakan adanya penurunan atau bahkan penghapusan tarif impor tambahan yang sudah diberlakukan AS pada September lalu. Langkah tersebut membuat berang AS yang kemudian membalas dengan kata-kata bantahan yang tidak kalah provokatif.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 15 Nov'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 14 Nov'19 (%)

Yield 15 Nov'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 14 Nov'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.522

6.535

1.30

6.4577

FR0078

10 tahun

7.081

7.055

-2.60

7.0617

FR0068

15 tahun

7.452

7.447

-0.50

7.4209

FR0079

20 tahun

7.652

7.646

-0.60

7.6227

Sumber: Refinitiv


Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.068,21 triliun SBN, atau 39,1% dari total beredar Rp 2.734 triliun berdasarkan data per 13 November.

Angka kepemilikannya masih positif Rp 175,96 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat keluar dari pasar SUN senilai Rp 1,01 triliun, sedangkan sejak awal bulan masih surplus Rp 10,74 triliun.


 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 14 Nov'19 (%)

Yield 15 Nov'19 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil

6.71

6.69

-2.00

China

3.265

3.258

-0.70

Jerman

-0.346

-0.345

0.10

Prancis

-0.018

-0.024

-0.60

Inggris

0.711

0.714

0.30

India

6.515

6.52

0.50

Jepang

-0.072

-0.083

-1.10

Malaysia

3.446

3.447

0.10

Filipina

4.663

4.675

1.20

Rusia

6.53

6.49

-4.00

Singapura

1.764

1.774

1.00

Thailand

1.74

1.73

-1.00

Amerika Serikat

1.816

1.845

2.90

Afrika Selatan

8.457

8.43

-2.70

Sumber: Refinitiv



TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(irv/tas) Next Article January Effect Sukses Angkat Harga SUN, Hari Ini Gimana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular