
Sempat Negatif, Kini Neraca Dagang Bawa IHSG Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 November 2019 10:20

Namun kini, pelaku pasar merespons positif rilis data perdagangan internasional periode Oktober 2019. Pada pukul 10:10 WIB, IHSG ditransaksikan menguat 0,48% ke level 6.128,24.
Pelaku pasar tampak lega terhadap fakta bahwa neraca dagang Indonesia bisa membukukan surplus. Seperti yang sudah disebutkan di halaman pertama, konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan bahwa neraca dagang justru membukukan defisit senilai US$ 300 juta.
Dengan neraca dagang yang bisa membukukan surplus di bulan Oktober, ada harapan bahwa defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) akan kembali membaik di kuartal IV-2019.
Untuk diketahui, pada kuartal I-2019 Bank Indonesia (BI) mencatat CAD berada di level 2,51% dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh lebih dalam ketimbang CAD pada kuartal I-2018 yang berada di level 1,94% dari PDB. Kemudian pada kuartal II-2019, CAD membengkak menjadi 2,93% dari PDB. CAD pada tiga bulan kedua tahun ini juga lebih dalam ketimbang capaian pada periode yang sama tahun lalu di level 2,96% dari PDB.
Pada kuartal III-2019, CAD membaik menjadi 2,66% dari PDB, dari yang sebelumnya 3,22% pada kuartal III-2018.
Untuk diketahui, ekspor barang merupakan salah satu komponen pembentuk transaksi berjalan, sehingga surplus di pos ini tentu akan memberikan asupan energi dalam meredam CAD.
Merespons adanya potensi bahwa CAD akan kembali bisa diredam pada kuartal-IV 2019, rupiah menguat 0,14% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.060/dolar AS.
Sebagai informasi, transaksi berjalan merupakan faktor penting dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen Neraca Pembayaran Indonesia/NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Kinerja rupiah yang positif pada akhirnya sukses memantik aksi beli di bursa saham tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pelaku pasar tampak lega terhadap fakta bahwa neraca dagang Indonesia bisa membukukan surplus. Seperti yang sudah disebutkan di halaman pertama, konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan bahwa neraca dagang justru membukukan defisit senilai US$ 300 juta.
Dengan neraca dagang yang bisa membukukan surplus di bulan Oktober, ada harapan bahwa defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) akan kembali membaik di kuartal IV-2019.
Pada kuartal III-2019, CAD membaik menjadi 2,66% dari PDB, dari yang sebelumnya 3,22% pada kuartal III-2018.
Untuk diketahui, ekspor barang merupakan salah satu komponen pembentuk transaksi berjalan, sehingga surplus di pos ini tentu akan memberikan asupan energi dalam meredam CAD.
Merespons adanya potensi bahwa CAD akan kembali bisa diredam pada kuartal-IV 2019, rupiah menguat 0,14% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.060/dolar AS.
Sebagai informasi, transaksi berjalan merupakan faktor penting dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen Neraca Pembayaran Indonesia/NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Kinerja rupiah yang positif pada akhirnya sukses memantik aksi beli di bursa saham tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular