Pasar Saham Volatil, Fund Manager Mulai Rebalancing ke SUN

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
14 November 2019 18:09
PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders) sudah melakukan rebalancing portofolio dana kelolaan.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan manajer investasi PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders) sudah melakukan rebalancing portofolio dana kelolaan ke aset fixed income dari saham. Hal ini mempertimbangkan kondisi imbal hasil dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih negatif sepanjang tahun berjalan.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga tahun berjalan atau year to date, IHSG malah terkoreksi 1,54% dengan aksi jual investor asing Rp 22,41 triliun di pasar reguler.

Direktur dan Portfolio Manager Schroders Irwanti menyampaikan, dipilihnya instrumen surat utang negara (SUN) untuk rebalancing karena masih memberikan imbal hasil yang cukup positif kala mayoritas yield sejumlah negara justru negatif.


Sebagai acuan, data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun imbal hasilnya hanya 1,87%. Sedangkan, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun Indonesia masih di level 7,05%.

Melemahnya IHSG juga berimbas pada menurunnya aset dana kelolaan atau asset under management (AUM) Schroders.

"Total AUM saat ini di atas Rp 75 triliun, memang dibanding tahun lalu turun. Dari semua portofolio yang kami kelola sangat tergantung dari saham," kata Irwanti, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (14/11/2019).

Dia melanjutkan, investor saat ini masih melirik aset berisiko rendah seperti obligasi karena belum meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dengan China dan perlambatan ekonomi global.


Bila di penghujung tahun ini ada kesepakatan dagang, bukan tidak mungkin, kinerja pasar saham akan kembali bergairah.

Dari domestik, kata Irwanti, kinerja emiten sepanjang awal tahun hingga September dari sisi laba emiten justru cenderung mendatar, bahkan ada yang tumbuh negatif.

"Tren penurunan ini kemungkinan akan berlanjut karena ketidakpastian global dan domestik masih ada. Strategi kami tentu lebih overweight ke fixed income ketimbang saham," ungkapnya.

Adapun, untuk investasi portofolio saham, Schroders cenderung berinvetasi di sektor yang defensif dan konservatif seperti sektor konsumer dan telekomunikasi yang masih punya ruang untuk tumbuh.

Di sisi lain, sektor yang juga dijagokan Schroders adalah saham-saham perbankan karena diuntungkan dari penurunan suku bunga acuan.

"Ketiga sektor tersebut saat ini memang masih paling besar dari nilai kapitalisasi pasar," tandasnya.

Ini penyebab IHSG loyo

[Gambas:Video CNBC]

 


(tas) Next Article Banyak Kasus & Corona, Ini Peluang Cuan Investasi Reksa Dana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular