
Laba Meroket 174%, Ini Rincian Kinerja Tugu Insurance
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
14 November 2019 16:42

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mencatat kenaikan laba 174% menjadi Rp 285,9 miliar pada triwulan III-2019.
Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan premi bruto konsolidasi yang naik 45% menjadi Rp 4,94 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Peningkatan pendapatan premi bruto itu terjadi hampir di seluruh sektor, mulai dari sektor energy, non-energy, commercial serta retail business," ujar Presiden Direktur TUGU, Indra Baruna, saat Public Expose di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Peningkatan laba tersebut juga diperoleh dari kemampuan perusahaan untuk meningkatkan hasil investasi dan hasil usaha lainnya. Hingga September 2019, hasil investasi konsolidasi mencapai Rp 273,9 miliar atau naik hingga 277% dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, perubahan mata uang fungsional dari dolar ke rupiah juga berdampak pada peningkatan imbal hasil investasi di level induk perusahaan.
Peningkatan laba bersih konsolidasi juga turut berkontribusi ke perolehan hasil usaha lainnya sebesar Rp 284,6 miliar atau naik 44% dibanding tahun sebelumnya. Kondisi ini disertai dengan tingkat Risk Based Capital (RBC) 398% yang berada jauh di atas ketentuan batas minimum Otoritas Jasa Keuangan.
Tak hanya laba, Aset TUGU juga naik 21% menjadi Rp 21,4 triliun dibanding periode sebelumnya. Sedangkan ekuitas perusahaan naik 10% dari Rp 7,4 triliun menjadi Rp 8,19 triliun. Kondisi ini disertai dengan tingkat Risk Based Capital (RBC) 398% yang berada jauh di atas ketentuan batas minimum Otoritas Jasa Keuangan.
Sebagai perusahaan asuransi, TUGU juga mencatat kenaikan premi konsolidasi. Pertama adalah untuk asuransi kebakaran hingga September naik 43% menjadi Rp 1,66 triliun dibanding periode sebelumnya yang sebesar Rp 1,16 triliun. Selanjutnya untuk asuransi penerbangan naik hingga 84% menjadi Rp 876,4 milar.
Kemudian untuk asuransi aneka melesat hingga 122% menjadi Rp 670,8 miliar. Asuransi energi naik 25% menjadi Rp 618,5 miliar dan terakhir untuk rekayasa naik 38% menjadi Rp 349,82 miliar.
Adapun kontribusi premi untuk segmen ritel hingga September 2019 mencapai 8% atau Rp 213 miliar. Sementara untuk segmen korporasi mencapai 92% atau Rp 2,6 triliun.
Kenaikan segmen ritel memang hanya naik tipis atau 1% saja dibanding tahun lalu yang jumlahnya 7% atau mencapai Rp 147 miliar. Untuk itu, melalui aplikasi T-Drive, TUGU akan menggenjot segmen ritel menjadi 11% tahun depan.
"T-drive aplikasi pertama di indonesia di mana sekarang sudah 30 ribu downloader, aplikasi ini untuk perilaku pengemudi, selanjutnya akan diarahkan untuk sales," tegasnya.
Dia menegaskan, dengan aplikasi T-Drive itulah, pengguna kendaraan bermotor diharapkan bakal melirik dan dengan mudahnya membeli produk asuransi yang ditawarkan oleh TUGU. Apalagi ada sejumlah kemudahan salah satunya pembelian asuransi bisa dilakukan melalui aplikasi T-Driver tersebut.
"Sudah bisa pembelian polis asuransi, hanya butuh 4 klik. Itu sudah mencakup pembayaran dan pengiriman. Klaim juga bisa," tutupnya.
(dob/dob) Next Article Bidik Asuransi Kendaraan,Tugu Bangun Aplikasi
Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan premi bruto konsolidasi yang naik 45% menjadi Rp 4,94 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Peningkatan pendapatan premi bruto itu terjadi hampir di seluruh sektor, mulai dari sektor energy, non-energy, commercial serta retail business," ujar Presiden Direktur TUGU, Indra Baruna, saat Public Expose di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Peningkatan laba bersih konsolidasi juga turut berkontribusi ke perolehan hasil usaha lainnya sebesar Rp 284,6 miliar atau naik 44% dibanding tahun sebelumnya. Kondisi ini disertai dengan tingkat Risk Based Capital (RBC) 398% yang berada jauh di atas ketentuan batas minimum Otoritas Jasa Keuangan.
Tak hanya laba, Aset TUGU juga naik 21% menjadi Rp 21,4 triliun dibanding periode sebelumnya. Sedangkan ekuitas perusahaan naik 10% dari Rp 7,4 triliun menjadi Rp 8,19 triliun. Kondisi ini disertai dengan tingkat Risk Based Capital (RBC) 398% yang berada jauh di atas ketentuan batas minimum Otoritas Jasa Keuangan.
Sebagai perusahaan asuransi, TUGU juga mencatat kenaikan premi konsolidasi. Pertama adalah untuk asuransi kebakaran hingga September naik 43% menjadi Rp 1,66 triliun dibanding periode sebelumnya yang sebesar Rp 1,16 triliun. Selanjutnya untuk asuransi penerbangan naik hingga 84% menjadi Rp 876,4 milar.
Kemudian untuk asuransi aneka melesat hingga 122% menjadi Rp 670,8 miliar. Asuransi energi naik 25% menjadi Rp 618,5 miliar dan terakhir untuk rekayasa naik 38% menjadi Rp 349,82 miliar.
Adapun kontribusi premi untuk segmen ritel hingga September 2019 mencapai 8% atau Rp 213 miliar. Sementara untuk segmen korporasi mencapai 92% atau Rp 2,6 triliun.
Kenaikan segmen ritel memang hanya naik tipis atau 1% saja dibanding tahun lalu yang jumlahnya 7% atau mencapai Rp 147 miliar. Untuk itu, melalui aplikasi T-Drive, TUGU akan menggenjot segmen ritel menjadi 11% tahun depan.
"T-drive aplikasi pertama di indonesia di mana sekarang sudah 30 ribu downloader, aplikasi ini untuk perilaku pengemudi, selanjutnya akan diarahkan untuk sales," tegasnya.
Dia menegaskan, dengan aplikasi T-Drive itulah, pengguna kendaraan bermotor diharapkan bakal melirik dan dengan mudahnya membeli produk asuransi yang ditawarkan oleh TUGU. Apalagi ada sejumlah kemudahan salah satunya pembelian asuransi bisa dilakukan melalui aplikasi T-Driver tersebut.
"Sudah bisa pembelian polis asuransi, hanya butuh 4 klik. Itu sudah mencakup pembayaran dan pengiriman. Klaim juga bisa," tutupnya.
(dob/dob) Next Article Bidik Asuransi Kendaraan,Tugu Bangun Aplikasi
Most Popular