Hong Kong Jadi Medan Perang, Koreksi SUN Semakin Meradang

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
13 November 2019 19:52
Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup terkoreksi di tengah sentimen negatif hari ini, lebih dalam dibandingkan awal perdagangan.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup terkoreksi di tengah sentimen negatif hari ini, lebih dalam dibandingkan dengan awal perdagangan. Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara maju.

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0068 yang bertenor 68 tahun dengan kenaikan yield 5,7 basis poin (bps) menjadi 7,44%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Sentimen negatif global yang menghiasi perdagangan hari ini adalah dampak dari perang dagang yang melebar ke demonstrasi di Hong Kong, di mana Beijing dan Washington saling melempar pendapat yang berseberangan. Semakin pecahnya demonstrasi China kecil tersebut turut diperpanas komentar dari masing-masing kubu AS-China.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 13 Nov'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 12 Nov'19 (%)

Yield 13 Nov'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 13 Nov'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.489

6.509

2.00

6.514

FR0078

10 tahun

7.05

7.068

1.80

7.0574

FR0068

15 tahun

7.388

7.445

5.70

7.4309

FR0079

20 tahun

7.616

7.636

2.00

7.6191

Sumber: Refinitiv

 
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah. Indeks tersebut turun 0,49 poin (0,18%) menjadi 268,28 dari posisi kemarin 267,79.

Pelemahan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 519 bps, melebar dari posisi kemarin 514 bps. Yield US Treasury 10 tahun turun 3,7 bps hingga 1,87dari posisi kemarin 1,9%.

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.068,17 triliun SBN, atau 39,06% dari total beredar Rp 2.734 triliun berdasarkan data per 12 November.

Angka kepemilikannya masih positif Rp 174,92 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat keluar dari pasar SUN senilai Rp 2,05 triliun, sedangkan sejak awal bulan masih surplus Rp 9,7 triliun.

Dari pasar surat utang negara maju, penguatan terjadi secara luas terutama karena masih dibayangi perang dagang dan ekspektasi penurunan suku bunga acuan Inggris Raya, setelah inflasi di Negeri Asap Hitam itu diumumkan di bawah prediksi. Karena itu, yield mayoritas obligasi negara maju turun.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 12 Nov'19 (%)

Yield 13 Nov'19 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil

6.69

6.7

1.00

China

3.257

3.261

0.40

Jerman

-0.245

-0.292

-4.70

Prancis

0.052

0.014

-3.80

Inggris

0.808

0.756

-5.20

India

6.561

6.527

-3.40

Jepang

-0.057

-0.043

1.40

Malaysia

3.441

3.447

0.60

Filipina

4.671

4.726

5.50

Rusia

6.47

6.55

8.00

Singapura

1.823

1.795

-2.80

Thailand

1.68

1.74

6.00

Amerika Serikat

1.909

1.872

-3.70

Afrika Selatan

8.47

8.465

-0.50

Sumber: Refinitiv


TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular