Rupiah Kini Terlemah Kedua di Asia, Ada Apa Gerangan?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 November 2019 10:16
AS-China Batal Hapus Bea Masuk?
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Spekulasi soal damai dagang AS-China masih menjadi sentimen utama di pasar keuangan dunia, termasuk Asia. Kemarin, ada kabar gembira yaitu AS-China disebut sudah sepakat untuk mencabut bea masuk tambahan yang sudah dikenakan selama perang dagang lebih dari setahun terakhir. Penghapusan bea masuk tersebut menjadi salah satu poin dalam perjanjian damai dagang fase I.

Sejauh ini, AS sudah mengenakan bea masuk terhadap importasi produk China senilai US$ 550 miliar. Sementara China balas membebankan bea masuk terhadap impor produk made in the USA senilai US$ 185 miliar.

"Kedua pihak sepakat untuk membatalkan bea masuk secara bertahap. Proses negosiasi berjalan dengan sangat baik," kata Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, seperti diwartakan Reuters.


Namun, hari ini pelaku pasar kembali dibuat gelisah. Reuters memberitakan penghapusan bea masuk menimbulkan pertentangan di internal pemerintahan AS. Beberapa sumber mengungkapkan bahwa terjadi penolakan terhadap rencana tersebut.

"Tidak ada kesepakatan yang spesifik soal pencabutan bea masuk. Pihak AS masih bersikap ambigu, sementara China memang sangat berharap (penghapusan bea masuk) bisa terwujud," tegas Michael Pillsbury, penasihat Presiden AS Donald Trump yang berada di luar pemerintahan.

Peter Navarro, Penasihat Perdagangan Gedung Putih, juga menegaskan bahwa belum ada kesepakatan soal penghapusan bea masuk. Dia menilai China melakukan klaim sepihak.

"Sampai saat ini belum ada kesepakatan mengenai pencabutan bea masuk sebagai syarat ditandatanganinya perjanjian damai dagang fase I. Mereka (China) mencoba bernegosiasi di ruang publik," tegas Navarro dalam wawancara bersama Fox Business Network, seperti dikutip dari Reuters.

Akibatnya, investor kembali memasang mode bermain aman. Sebelum ada kejelasan kapan dan di mana perjanjian damai dagang AS-China ditandatangani, memang sebaiknya menahan diri dulu. Sebab sebelum ada hitam di atas putih, semua hal bisa terjadi dan begitu banyak spekulasi berseliweran.



(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular