Grogi Tunggu Data CAD, Rupiah Bisa Melemah?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 November 2019 07:25
Grogi Tunggu Data CAD, Rupiah Bisa Melemah?
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tampaknya akan melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Tanda-tanda depresiasi rupiah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).

Berikut kurs dolar AS di pasar NDF jelang penutupan pasar kemarin lalu dibandingkan hari ini, Jumat (8/11/2019), mengutip data Refinitiv:


Periode

Kurs 7 November (15:52 WIB)

Kurs 8 November (07:36 WIB)

1 Pekan

Rp 13.993,7

Rp 14.015,5

1 Bulan

Rp 14.030,2

Rp 14.050

2 Bulan

Rp 14.113

Rp 14.092,5

3 Bulan

Rp 14.126,5

Rp 14.142,5

6 Bulan

Rp 14.262,7

Rp 14.285

9 Bulan

Rp 14.419,6

Rp 14.435

1 Tahun

Rp 14.582,1

Rp 14.600

2 Tahun

Rp 15.291,4

Rp 15.271,6

 
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF), yang kali terakhir diperbarui pada 7 November pukul 15:47 WIB:
 

Periode

Kurs

1 Bulan

Rp 14.020

3 Bulan

Rp 14.135

 
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,14% terhadap dolar AS. Rupiah hampir seharian melemah dan baru bisa masuk jalur hijau jelang penutupan pasar.


NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.

Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.

Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.

Dari dalam negeri, salah satu sentimen utama yang bisa menggerakkan rupiah hari ini adalah rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal III-2019. Pos yang akan dicermati oleh pelaku pasar adalah transaksi berjalan (current account).

Transaksi berjalan menggambarkan pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Pasokan valas dari pos ini dinilai lebih stabil, lebih tahan lama, sehingga mampu menopang stabilitas nilai tukar.


Masalahnya, transaksi berjalan Indonesia terus mencatat defisit sejak 2011. Ini membuat rupiah rentan berfluktuasi cenderung melemah kala terjadi guncangan di perekonomian, sebab mata uang Tanah Air bergantung kepada pasokan devisa dari investasi portofolio di sektor keuangan (hot money) yang bisa datang dan pergi kapan saja.

Pada kuartal II-2019, defisit transaksi berjalan mencapai 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Namun pada kuartal III-2019, sepertinya defisit itu akan melandai di bawah 3% PDB.


Sebab kinerja neraca perdagangan pada kuartal III-2019 jauh membaik ketimbang kuartal sebelumnya. Net ekspor juga sudah memberikan kontribusi positif dalam pembentukan PDB kuartal III-2019 setelah kuartal sebelumnya negatif.

Jika benar transaksi berjalan Indonesia membaik pada periode Juli-September 2019, maka bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah. Pasokan valas dari ekspor-impor barang dan jasa, walau masih seret, tetapi tidak separah kuartal sebelmnya.


TIM TISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular