
Dikeroyok Sentimen Global dan Lokal, Harga SUN Terjungkal
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
07 November 2019 20:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup terkoreksi pada perdagangan hari ini di tengah kekhawatiran global dan tekanan sektor perbankan dari dalam negeri.
Kekhawatiran global tersebut berasal dari potensi batalnya pertemuan damai dagang Amerika Serikat (AS)-China setelah Beijing menyatakan tidak berkenan mengadakan pertemuan di tanah Negeri Paman Sam, seperti yang sebelumnya direncanakan.
Selain itu, pemerintahan China juga meminta agar tarif impor tambahan yang sudah diberlakukan AS September lalu, dihapus.
Dari dalam negeri, sentimen negatif datang dari data penjualan ritel kemarin yang anjlok sehingga menekan ekspektasi pelaku pasar serta tekanan dari pemerintah yang menginginkan bunga bank turun pasca pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah adalah FR0078 yang bertenor 10 tahun dengan kenaikan yield 3,9 basis poin (bps) menjadi 7%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Kekhawatiran global tersebut berasal dari potensi batalnya pertemuan damai dagang Amerika Serikat (AS)-China setelah Beijing menyatakan tidak berkenan mengadakan pertemuan di tanah Negeri Paman Sam, seperti yang sebelumnya direncanakan.
Selain itu, pemerintahan China juga meminta agar tarif impor tambahan yang sudah diberlakukan AS September lalu, dihapus.
Dari dalam negeri, sentimen negatif datang dari data penjualan ritel kemarin yang anjlok sehingga menekan ekspektasi pelaku pasar serta tekanan dari pemerintah yang menginginkan bunga bank turun pasca pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah adalah FR0078 yang bertenor 10 tahun dengan kenaikan yield 3,9 basis poin (bps) menjadi 7%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Sore | ||||
Yield Obligasi Negara Acuan 7 Nov'19 | ||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 6 Nov'19 (%) | Yield 7 Nov'19 (%) | Selisih (basis poin) |
FR0077 | 5 tahun | 6.423 | 6.447 | 2.40 |
FR0078 | 10 tahun | 6.964 | 7.003 | 3.90 |
FR0068 | 15 tahun | 7.443 | 7.444 | 0.10 |
FR0079 | 20 tahun | 7.664 | 7.666 | 0.20 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Most Popular