
Cerai Lagi dengan Sriwijaya, Begini Penjelasan Garuda
CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
07 November 2019 18:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menegaskan hubungan antara Garuda dengan PT Sriwijaya Air saat ini adalah sebatas hubungan business to business. Sedangkan tanggung jawab Sriwijaya kepada lessor (perusahaan penyewaan pesawat) menjadi tanggung jawab Sriwijaya.
Garuda juga menegaskan bahwa direksi transisi Sriwijaya Air yang disepakati bersama dengan Garuda juga telah habis masa tugasnya pada 31 Oktober lalu.
Sebelumnya Garuda dan Sriwijaya bermitra di bawah payung kesepakatan Kerja Sama Manajemen (KSM) seiring dengan piutang Garuda yang belum terbayarkan Sriwijaya.
"Disampaikan bahwa hubungan keduanya [Garuda-Sriwijaya] saat ini adalah sebatas pada hubungan business to business," kata VP Corporate Secretary Garuda M.Ikhsan Rosan, dalam keterangan resmi dikutip CNBC Indonesia, Kamis (7/11/2019).
Pernyataan Ikhsan ini juga sekaligus menjelaskan bahwa informasi yang beredar di publik perihal penjelasan Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia Iwan Joeniarto sebetulnya ditujukan kepada lessor atas pertanyaan mereka tentang posisi Garuda Indonesia atas Sriwijaya, sehingga perlu disampaikan penjelasan dari maskapai pelat merah itu.
"Kami saat ini sedang berdiskusi dan bernegosiasi dengan pemegang saham Sriwijaya perihal penyelesaian kewajiban dan utang-utang Sriwijaya kepada institusi negara seperti BNI, Pertamina, GMF, Gapura Angkasa dan lainnya," kata Ikhsan.
Dia menjelaskan awal masuknya Garuda Indonesia Group dalam KSM dengan Sriwijaya adalah dalam rangka mengamankan aset dan piutang negara pada Sriwijaya Group.
"Garuda Indonesia berharap Sriwijaya beriktikad baik atas penyelesaian kewajiban-kewajiban mereka kepada institusi negara seperti disebutkan di atas," tegas Ikhsan.
Sebelumnya beredar pesan berantai yang disampaikan Iwan Joeniarto, yang menyebutkan Sriwijaya Air bukan lagi bagian dari Garuda Indonesia Group. "Sriwijaya kini menjalankan bisnisnya sendiri," ungkap Iwan, Kamis (7/11/2019).
Saat dikonfirmasi, Direktur Teknik Romdani Ardali Adang tak menampik informasi tersebut. Hanya, tak dijelaskan lebih lanjut alasan pemutusan kerja sama tersebut.
Direksi maskapai penerbangan Sriwijaya Air membenarkan informasi yang beredar mengenai pecah kongsi dengan Garuda Indonesia. "Benar [pesan yang disampaikan Iwan Joeniarto]," kata Romdani kepada CNBC Indonesia, Kamis (7/11/2019).
Bulan lalu, Garuda menggelar konferensi pers terkait KSM antara Garuda dan Sriwijaya. Kerja sama akhirnya dilanjutkan setelah sempat bersitegang. Keduanya sepakat untuk kembali melanjutkan KSM yang semula kandas, termasuk langkah grup penerbangan pelat merah ini untuk merawat pesawat milik Sriwijaya.
Mengutip laporan keuangan konsolidasi Garuda Indonesia per Juni 2019, total piutang grup ini ke Sriwijaya Air (utang Sriwijaya) bernilai sebesar US$ 118,79 juta atau setara dengan Rp 1,66 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari akhir Desember 2018 yang senilai US$ 55,39 juta (Rp 775,55 miliar).
Besarnya beban itu mendorong terjadinya kerja sama pada 19 November 2018 dan pemegang saham Sriwijaya menyerahkan operasional maskapai itu kepada Garuda Indonesia.
Loh cerai lagi Garuda-Sriwijaya?
(tas/tas) Next Article Singapore Airlines Masuk Garuda Indonesia, Bakal Bikin Ini
Garuda juga menegaskan bahwa direksi transisi Sriwijaya Air yang disepakati bersama dengan Garuda juga telah habis masa tugasnya pada 31 Oktober lalu.
Sebelumnya Garuda dan Sriwijaya bermitra di bawah payung kesepakatan Kerja Sama Manajemen (KSM) seiring dengan piutang Garuda yang belum terbayarkan Sriwijaya.
"Disampaikan bahwa hubungan keduanya [Garuda-Sriwijaya] saat ini adalah sebatas pada hubungan business to business," kata VP Corporate Secretary Garuda M.Ikhsan Rosan, dalam keterangan resmi dikutip CNBC Indonesia, Kamis (7/11/2019).
Pernyataan Ikhsan ini juga sekaligus menjelaskan bahwa informasi yang beredar di publik perihal penjelasan Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia Iwan Joeniarto sebetulnya ditujukan kepada lessor atas pertanyaan mereka tentang posisi Garuda Indonesia atas Sriwijaya, sehingga perlu disampaikan penjelasan dari maskapai pelat merah itu.
"Kami saat ini sedang berdiskusi dan bernegosiasi dengan pemegang saham Sriwijaya perihal penyelesaian kewajiban dan utang-utang Sriwijaya kepada institusi negara seperti BNI, Pertamina, GMF, Gapura Angkasa dan lainnya," kata Ikhsan.
Dia menjelaskan awal masuknya Garuda Indonesia Group dalam KSM dengan Sriwijaya adalah dalam rangka mengamankan aset dan piutang negara pada Sriwijaya Group.
"Garuda Indonesia berharap Sriwijaya beriktikad baik atas penyelesaian kewajiban-kewajiban mereka kepada institusi negara seperti disebutkan di atas," tegas Ikhsan.
Sebelumnya beredar pesan berantai yang disampaikan Iwan Joeniarto, yang menyebutkan Sriwijaya Air bukan lagi bagian dari Garuda Indonesia Group. "Sriwijaya kini menjalankan bisnisnya sendiri," ungkap Iwan, Kamis (7/11/2019).
Saat dikonfirmasi, Direktur Teknik Romdani Ardali Adang tak menampik informasi tersebut. Hanya, tak dijelaskan lebih lanjut alasan pemutusan kerja sama tersebut.
Direksi maskapai penerbangan Sriwijaya Air membenarkan informasi yang beredar mengenai pecah kongsi dengan Garuda Indonesia. "Benar [pesan yang disampaikan Iwan Joeniarto]," kata Romdani kepada CNBC Indonesia, Kamis (7/11/2019).
Bulan lalu, Garuda menggelar konferensi pers terkait KSM antara Garuda dan Sriwijaya. Kerja sama akhirnya dilanjutkan setelah sempat bersitegang. Keduanya sepakat untuk kembali melanjutkan KSM yang semula kandas, termasuk langkah grup penerbangan pelat merah ini untuk merawat pesawat milik Sriwijaya.
Mengutip laporan keuangan konsolidasi Garuda Indonesia per Juni 2019, total piutang grup ini ke Sriwijaya Air (utang Sriwijaya) bernilai sebesar US$ 118,79 juta atau setara dengan Rp 1,66 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari akhir Desember 2018 yang senilai US$ 55,39 juta (Rp 775,55 miliar).
Besarnya beban itu mendorong terjadinya kerja sama pada 19 November 2018 dan pemegang saham Sriwijaya menyerahkan operasional maskapai itu kepada Garuda Indonesia.
Loh cerai lagi Garuda-Sriwijaya?
(tas/tas) Next Article Singapore Airlines Masuk Garuda Indonesia, Bakal Bikin Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular