
Internasional
Perang Dagang Basi, AS-China Setuju Batalkan Semua Tarif
Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
07 November 2019 15:41

Jakarta, CNBC Indonesia - China dan Amerika Serikat (AS) setuju untuk menarik semua tarif yang diberlakukan oleh kedua negara. Hal ini disampaikan Kementerian Perdagangan China, pada Kamis (7/11/2019).
"Di dua minggu ini, para negosiator telah melakukan pembicaraan serius, diskusi konstruktif dan setuju untuk menghilangkan tarif-tarif tambahan di fase (kesepakatan) sebagai progres dari perjanjian yang tengah berjalan," kata Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng, sebagaimana dikutip Bloomberg.
"Jika China, AS, mencapai kesepakatan dagang fase pertama, kedua negara harus meninjau kembali semua tarif tambahan dengan proporsi yang sama secara keseluruhan berdasarkan isi perjanjian, yang mana menjadi situasi penting untuk tercapainya kesepakatan," katanya lagi.
"Kami tetap berkomunikasi secara erat dengan AS dan berharap kedua belah pihak menanggapi dengan tepat kekhawatiran masing-masing."
Komentar China ini membantu meringankan ketidakpastian perdagangan yang membebani ekonomi global. Namun sayangnya, hingga berita ini dibuat, belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah AS.
Pembicaraan kesepakatan perdamaian perang dagang sudah dimulai sejak 11 Oktober lalu. Hasilnya, kesepakatan 'fase pertama' akan dibuat dan ditandatangani kedua pemimpin negara, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Awalnya, penandatanganan pertemuan dengan ekonomi terbesar di dunia itu dijadwalkan dilakukan di pertemuan puncak para pemimpin Asia-Pasifik pada pertengahan November di Chili. Namun, pertemuan itu telah dibatalkan.
Reuters juga mengabarkan bahwa lokasi penandatangan kemungkinan adalah di London, Inggris. Sementara itu, CNBC International melaporkan bahwa pertemuan kemungkinan akan diadakan di Iowa sesuai saran pemerintahan Trump atau di Alaska dan di Hawaii seperti yang diusulkan China.
Isu mengenai mundurnya kesepakatan hingga Desember cukup menjadi perhatian pasar, lantaran AS telah menjadwalkan untuk menerapkan tarif baru pada barang-barang China pada 15 Desember nanti.
Apabila kesepakatan fase satu ini saja belum juga ditandatangani hingga hari itu, maka besar kemungkinan kenaikan tarif barang China di Desember tetap akan terjadi.
Sebelumnya, kenaikan tarif Desember ini akan diberlakukan AS pada US$ 156 miliar barang China. Aturan ini akan dikenakan pada barang-barang seperti ponsel, komputer laptop, dan mainan.
Dalam pembicaraan Oktober itu, AS-China hanya setuju menghapus kenaikan tarif yang berlaku Oktober lalu. Dalam setiap wawancara dengan media, China terus menegaskan keinginan agar tarif Desember juga segera dicabut.
(sef/sef) Next Article Damai Dagang AS-China Tak Ada Harapan? Begini Kronologinya
"Di dua minggu ini, para negosiator telah melakukan pembicaraan serius, diskusi konstruktif dan setuju untuk menghilangkan tarif-tarif tambahan di fase (kesepakatan) sebagai progres dari perjanjian yang tengah berjalan," kata Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng, sebagaimana dikutip Bloomberg.
"Jika China, AS, mencapai kesepakatan dagang fase pertama, kedua negara harus meninjau kembali semua tarif tambahan dengan proporsi yang sama secara keseluruhan berdasarkan isi perjanjian, yang mana menjadi situasi penting untuk tercapainya kesepakatan," katanya lagi.
Komentar China ini membantu meringankan ketidakpastian perdagangan yang membebani ekonomi global. Namun sayangnya, hingga berita ini dibuat, belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah AS.
Pembicaraan kesepakatan perdamaian perang dagang sudah dimulai sejak 11 Oktober lalu. Hasilnya, kesepakatan 'fase pertama' akan dibuat dan ditandatangani kedua pemimpin negara, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Awalnya, penandatanganan pertemuan dengan ekonomi terbesar di dunia itu dijadwalkan dilakukan di pertemuan puncak para pemimpin Asia-Pasifik pada pertengahan November di Chili. Namun, pertemuan itu telah dibatalkan.
Reuters juga mengabarkan bahwa lokasi penandatangan kemungkinan adalah di London, Inggris. Sementara itu, CNBC International melaporkan bahwa pertemuan kemungkinan akan diadakan di Iowa sesuai saran pemerintahan Trump atau di Alaska dan di Hawaii seperti yang diusulkan China.
Isu mengenai mundurnya kesepakatan hingga Desember cukup menjadi perhatian pasar, lantaran AS telah menjadwalkan untuk menerapkan tarif baru pada barang-barang China pada 15 Desember nanti.
Apabila kesepakatan fase satu ini saja belum juga ditandatangani hingga hari itu, maka besar kemungkinan kenaikan tarif barang China di Desember tetap akan terjadi.
Sebelumnya, kenaikan tarif Desember ini akan diberlakukan AS pada US$ 156 miliar barang China. Aturan ini akan dikenakan pada barang-barang seperti ponsel, komputer laptop, dan mainan.
Dalam pembicaraan Oktober itu, AS-China hanya setuju menghapus kenaikan tarif yang berlaku Oktober lalu. Dalam setiap wawancara dengan media, China terus menegaskan keinginan agar tarif Desember juga segera dicabut.
(sef/sef) Next Article Damai Dagang AS-China Tak Ada Harapan? Begini Kronologinya
Most Popular