
Rekor! Tertinggi 20 Bulan Terakhir, Benarkah CPO Bangkit?
Tirta Widi Gilang Citradi, CNBC Indonesia
06 November 2019 06:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Reli Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terus berlanjut dan tercatat mencapai rekor harga tertinggi dalam 20 bulan terakhir. Kenaikan harga sawit belakang ini berlangsung dalam rentang yang cukup panjang, terhitung sejak pertengahan Oktober 2019.
Kabar terkait kekuarangan pasokan CPO di pasar global menjadi pemicu kenaikan harga CPO tersebut. Pada awal pekan ini, harga CPO ke level 2.529 ringgit/ton atau naik dibandingkan perdagangan pekan lalu. Kemarin, hingga siang harga CPO di Bursa Malaysia Derivatif menyentuh level 2.560 ringgit/ton atau naik 1,23% dibandingkan dengan harga penutupan perdagangan kemarin.
Harga CPO melesat karena pasokan diprediksikan menipis untuk tahun depan akibat kondisi kekeringan yang melanda Asia Tenggara.
Dorab Mistry, analis industri senior memprediksikan bahwa output minyak sawit Malaysia akan lebih rendah dari tahun ini karena kekeringan dan pengurangan penggunaan pupuk.
Menurut James Fry analis industri CPO, kabut akibat kebakaran yang melanda Indonesia tentu berpengaruh terhadap produksi dan kualitas minyak sawit yang dihasilkan.
Sementara itu, melansir Reuters, Thomas Mielke selaku editor di World Oil memprediksikan stok minyak sawit akan turun 2-3 juta ton dalam 12 bulan ke depan dari 14,7 juta ton pada September.
Penurunan pasokan terjadi di tengah permintaan yang tinggi. Tahun depan Malaysia akan mulai mengimplementasikan program B20 sementara Indonesia akan mulai dengan program B30.
"Dengan skenario seperti ini maka tren bullish berpotensi berlanjut hingga tahun depan. Ada program biodiesel yang dapat membuat sebagian pasokan dialihkan untuk pembuatan bahan bakar tersebut" terang seorang trader yang berbasis di Kuala Lumpur, melansir Reuters.
Thomas Mielke memprediksi bahwa tahun depan harga CPO berpotensi menguat mencapai 2.600 ringgit/ton.
Dorab Mistry, analis senior di bidang komoditas, mengatakan bahwa output minyak sawit Malaysia di tahun 2020 akan lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2019 karena kekeringan dan pemangkasan penggunaan pupuk.
Kekeringan tidak hanya melanda Malaysia saja, namun juga menyebar ke berbagai kawasan Asia Tenggara tak terkecuali di Indonesia. Kekeringan yang terjadi dan kebakaran lahan akan jadi salah satu faktor yang juga mempengaruhi pasokan dan kualitas minyak sawit Indonesia.
Di tengah potensi kenaikan permintaan CPO, suplai justru berpotensi tertekan. Faktor ini telah membuat harga CPO berpotensi kembali naik di perdagangan hari ini.
Kenaikan harga CPO tersebut mendorong harga saham produsen CPO yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Data perdagangan Bursa Efek Indonesia mencatat, harga saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) kemarin naik 6,78% ke level Rp 378/saham. Lalu harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 5,98% ke level Rp 12.400/saham, PT London Sumatera Plantation Tbk (LSIP) naik 2,96% ke level Rp 1.390/saham.
Lalu saham PT High Eagle Plantations Tbk (BWPT) naik 2,5% ke level Rp 123/saham. Demikian pula saham PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) naik 1,61% ke level Rp 945/saham, PT Mahkota Group Tbk Naik 1,10% ke level 915/unit dan PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) naik 1,03% ke level Rp 98/unit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Harga Sawit Naik Pagi Ini dan Masih Bisa Naik Lagi!
Kabar terkait kekuarangan pasokan CPO di pasar global menjadi pemicu kenaikan harga CPO tersebut. Pada awal pekan ini, harga CPO ke level 2.529 ringgit/ton atau naik dibandingkan perdagangan pekan lalu. Kemarin, hingga siang harga CPO di Bursa Malaysia Derivatif menyentuh level 2.560 ringgit/ton atau naik 1,23% dibandingkan dengan harga penutupan perdagangan kemarin.
![]() |
Dorab Mistry, analis industri senior memprediksikan bahwa output minyak sawit Malaysia akan lebih rendah dari tahun ini karena kekeringan dan pengurangan penggunaan pupuk.
Menurut James Fry analis industri CPO, kabut akibat kebakaran yang melanda Indonesia tentu berpengaruh terhadap produksi dan kualitas minyak sawit yang dihasilkan.
Sementara itu, melansir Reuters, Thomas Mielke selaku editor di World Oil memprediksikan stok minyak sawit akan turun 2-3 juta ton dalam 12 bulan ke depan dari 14,7 juta ton pada September.
Penurunan pasokan terjadi di tengah permintaan yang tinggi. Tahun depan Malaysia akan mulai mengimplementasikan program B20 sementara Indonesia akan mulai dengan program B30.
"Dengan skenario seperti ini maka tren bullish berpotensi berlanjut hingga tahun depan. Ada program biodiesel yang dapat membuat sebagian pasokan dialihkan untuk pembuatan bahan bakar tersebut" terang seorang trader yang berbasis di Kuala Lumpur, melansir Reuters.
Thomas Mielke memprediksi bahwa tahun depan harga CPO berpotensi menguat mencapai 2.600 ringgit/ton.
Dorab Mistry, analis senior di bidang komoditas, mengatakan bahwa output minyak sawit Malaysia di tahun 2020 akan lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2019 karena kekeringan dan pemangkasan penggunaan pupuk.
Kekeringan tidak hanya melanda Malaysia saja, namun juga menyebar ke berbagai kawasan Asia Tenggara tak terkecuali di Indonesia. Kekeringan yang terjadi dan kebakaran lahan akan jadi salah satu faktor yang juga mempengaruhi pasokan dan kualitas minyak sawit Indonesia.
Di tengah potensi kenaikan permintaan CPO, suplai justru berpotensi tertekan. Faktor ini telah membuat harga CPO berpotensi kembali naik di perdagangan hari ini.
Menimbang Investasi di Saham CPO
[Gambas:Video CNBC]
Kenaikan harga CPO tersebut mendorong harga saham produsen CPO yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Data perdagangan Bursa Efek Indonesia mencatat, harga saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) kemarin naik 6,78% ke level Rp 378/saham. Lalu harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 5,98% ke level Rp 12.400/saham, PT London Sumatera Plantation Tbk (LSIP) naik 2,96% ke level Rp 1.390/saham.
Lalu saham PT High Eagle Plantations Tbk (BWPT) naik 2,5% ke level Rp 123/saham. Demikian pula saham PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) naik 1,61% ke level Rp 945/saham, PT Mahkota Group Tbk Naik 1,10% ke level 915/unit dan PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) naik 1,03% ke level Rp 98/unit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Harga Sawit Naik Pagi Ini dan Masih Bisa Naik Lagi!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular