Target Tembus Rp 900.000/gram, Harga Emas Terus Terperosok

Tirta Widi Gilang Citradi & Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
06 November 2019 06:47
Target Tembus Rp 900.000/gram, Harga Emas Terus Terperosok
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia pada perdagangan Selasa pagi kemarin (5/11/2019) terperosok lagi seiring optimisme damai dagang Amerika Serikat (AS) - China. Harga emas cenderung melemah dalam 2 kali periode perdagangan terakhir, tetapi masih berada di atas level US$ 1.500/troy ounce (OZ).

Pada pukul 09.10 WIB, Selasa kemarin, harga emas di pasar spot diperdagangkan melemah 0,17% ke level US$ 1.506,68/troy ons dibandingkan penutupan perdagangan Senin, mengacu data Refinitiv.




Banyak pihak yang optimis bahwa kesepakatan dagang fase pertama antara AS dan China yang telah berseteru lebih dari 16 bulan terakhir akan segera terlaksana. Optimisme itu pun disampaikan juga oleh Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross.

Di lain kesempatan Presiden AS Donald Trump juga menyampaikan bahwa hubungan Washington dan Beijing semakin membaik dan membuat kemajuan.

Ia juga menyampaikan ingin menandatangani kesepakatan perjanjian dagang fase pertama ini. Untuk urusan tempat bukan jadi masalah menurut Trump.

Harga emas juga tertekan akibat menguatnya dolar AS. Indeks dolar yang menunjukkan posisi mata uang tersebut di hadapan enam mata uang lain menguat ke level tertingginya dalam sepekan terakhir.

Penguatan dolar membuat harga emas yang sudah mahal jadi semakin mahal bagi pemegang mata uang lainnya karena harga emas dibanderol dalam dolar. Akibatnya kini harga emas jadi terkoreksi

Mengutip Reuters, harga emas diprediksi akan menyentuh titik support (batas bawah) di level US$ 1.505,4/troy ons hingga US$ 1.500/troy ons.


Bank of America Merrill Lynch (BoA) sempat memprediksi harga emas dunia bakal menembus US$ 1.500 per troy ounce (oz) tahun ini dan US$ 2.000/oz tahun depan, dengan dibayangi kekhawatiran terhadap resesi dan perang dagang Amerika Serikat (AS)-China. Jika menyentuh level US$ 2.000/oz, maka harga emas per garam berada pada kisaran Rp 903.000/gram.

Harga si kuning ini memang sempat beberapa kali menembus level psikologis US$ 1.500/oz sejak awal Agustus 2019 dengan level tertingginya US$ 1.552/oz. Dan kemarin, harga emas dunia yang diwakili harga di pasar spot sudah kembali ke atas level psikologis US$ 1.500/oz, sehingga bisa dibilang prediksi bank yang dipimpin Bryan Moynihan tersebut akurat, separuhnya.

Satu dari dua prediksi tersebut sudah terbukti joss. Namun, untuk berharap harga logam mulia tersebut dapat menembus US$ 2.000/oz tahun depan, tampaknya masih harus menempuh waktu lebih lama lagi.


Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau emas Antam amblas Rp 5.000/gram (0,14%) menjadi Rp 709.000/gram pada perdagangan Selasa kemarin (5/11/2019) dari Rp 714.000/gram pada Senin. 

Penurunan harga emas ini segendang sepenarian dengan harga emas global yang juga turun, seiring dengan kondusifnya damai dagang AS-China. Kedua negara mengkaji tempat pertemuan di Negeri Paman Sam untuk menandatangani perjanjian damai fase pertama. Kedua pihak juga melayangkan harapan akan lahirnya hasil positif dalam pertemuan tersebut.


Selain itu, penurunan suku bunga acuan AS pekan lalu serta ekspektasi menjauhnya ancaman resesi yang kondusif turut menekan harga emas dunia dan emas Antam.

Data di situs logammulia milik Antam, Selasa kemarin (5/11/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 70,9 juta/batang, yang turun dari Rp 71,4 juta/batang di Senin lalu.


TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular